Harga Emas Sepertinya Masih Diruang Koreksinya

0
60

JAVAFX – Analisa fundamental di hari Senin(19/3/2018), harga emas sepertinya masih berada diruang koreksi pada perdagangan hari ini dengan harapan ada pengaruh data-data ekonomi AS nanti malam muncul lagi dan membawa angin segar terhadap pelemahan emas lebih lanjut dengan rencana menghindarkan diri dari perang dagang internasional di peetemuan G20 .

Seperti kita ketahui bahwa di perdagangan akhir pekan kemarin, kondisi greenback memberikan tekanannya kepada emas, sehingga hal ini mengakibatkan harga emas kontrak April di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $5,50 atau 0,40% di level $1312,30 per troy ounce.

Sebelumnya nilai emas terus memburuk meskipun perlahan-lahan, karena data tenaga kerja AS yang berupa pembukaan lapangan kerja baru dan sentimen konsumen Michigan serta aktivitas pabrikannya terus membaik. Sehingga dapat dipastikan bahwa data ini juga mendukung bahwa pekan ini suku bunga the Fed bisa naik untuk pertama kalinya di tahun ini dan investor juga masih akan menantikan berapa kali lagi bank sentral AS tersebut akan menaikkan suku bunganya di tahun ini.

Situasi seperti ini memang akan mendukung penguatan greenback sehingga kita melihat bahwa emas sendiri memang masih bertahan di atas level psikologis $1300 per troy ounce dan memang terus berharap agar nilainya juga tidak melemah kembali. Sayangnya beberapa kebijakan fiskal AS sendiri seperti kebijakan tarif impor logam serta pengurangan defisit dengan China, memang sangat berdampak kepada emas, kadang emas bisa membaik, kadang pula akan memburuk.

Membaik ketika kondisi perang dagang makin semarak, namun bisa jadi memburuk ketika sisi belanja China akan melemah berkat pengurangan defisit perdagangan AS. Publik dan investor hari ini berharap besar kepada pertemuan G20 di Buenos Aires, di mana para menteri keuangan serta pemimpin bank-bank sentral G20 bertemu dan kami berharap masalah strategi Gedung Putih beberapa waktu lalu bisa dipecahkan dan bisa menghindarkan diri dari perang dagang global di kemudian hari.

Harapan penguatan greenback sendiri masih ada rasanya, karena investor sudah bersiap diri menyambut kenaikan suku bunga the Fed keenam kalinya sejak 2015 lalu Yellen menaikkanya. Kenaikan suku bunga kali ini merupakan kebijakan perdana dari Jerome Powell sebagai ketua the Fed.

Sumber berita: Reuters, MarketWatch, Investing, Bloomberg
Sumber gambar: Reuters