Pound Sterling Alami Pelemahannya

0
58

JAVAFX – Berita forex di hari Rabu(21/2/2018), pound sterling alami pelemahannya dari greenback pada perdagangan sesi Asia siang ini dimana arah pelemahan ini sebagai bentuk kepercayaan diri investor yang meningkat untuk melakukan pembeliaan portfolio berbasis AS kembali setelah lelang obligasi AS yang menggembirakan serta pasar saham yang menurun kembali.

Secara umum dolar AS masih bergerak memberikan tekanan kepada mata uang Inggris, dan sejauh ini juga GBPUSD untuk sementara sedang berada di level 1.3978 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 1.3995. USDJPY untuk sementara berada di level 107,75 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 107,30. Untuk AUDUSD untuk sementara berada di level 0,7850 dibanding penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 0,7881.

Secara garis besar memang dolar AS masih memberikan tekanannya kepada mata uang utama dunia dengan pertimbangan faktor pasar ekuitas dan pasar obligasi di AS yang semalam berhasil melakukan lelang obligasi dan membuat investor masih antusias untuk memburu portfolio berbasis dolar AS.

Padahal sebelumnya investor sangat khawatir atas hasil belanja anggaran Presiden Trump yang sangat besar untuk setahun ke depan sehingga dapat menyebabkan defisit anggaran yang akan bertambah $1 trilyun di tahun anggaran 2019 nanti.

Keberhasilan lelang obligasi tersebut seakan membangkitkan dahaga investor yang sangat yakin akan kenaikan suku bunga the Fed secara agresif. Ini berkaca kepada data upah AS yang naik seakan mengingatkan bahwa tingkat inflasi AS akan segera meningkat dengan pesat serta disambut juga membaiknya sentimen Michigan dan pasar perumahan AS, maka dari itu the Fed bisa menaikkan suku bunganya segera dengan agresif, di mana banyak pengamat melihat bahwa kenaikan suku bunga AS tersebut bisa 4 kali di tahun ini.

Kondisi ekonomi di AS memang menjadi panutan yang sangat penting bagi investor pasar uang global. Setelah faktor pemotongan pajak AS yang berhasil diloloskan Kongres, pasar percaya bahwa pertumbuhan ekonomi AS bisa tumbuh kuat dengan cepat di masa yang akan datang. Namun penguatan tersebut bisa terbatas dengan catatan jika paoaran atau notulen hasil rapat suku bunga the Fed, tidak menghendaki kenaikan suku bunga secara agresif, alias bernada dovish.

Apalagi ada rencana infrastruktur dan belanja militer yang membesar, sehingga beban nilai dolar AS sendiri sebetulnya makin berat. Inilah yang terus menahan dolar AS dan membuat pound masih bertahan di level terbaiknya dalam sepekan terakhir meskipun Gubernur BoE Mark Carney ingin suku bunganya tidak terburu-buru untuk naik sambil menantikan progres masa depan perundingan Brexit.

Sumber Berita: Reuters, Bloomberg, Investing, Javafx.co.id, Dailyfx
Sumber gambar: BBC