EURUSD Lanjutkan Penurunan, Di Tengah Fokus Pasar Pada Pengesahan RUU AS

0
24

EURUSD kembali lanjutkan penurunan pada sesi Rabu, diperdagangkan di level terendah sesi sekitar 1.15650, setelah sempat mengalami konsolidsi dari penurunan di atas area 1.1600 yang disentuh pada hari Selasa. Para pelaku pasasr tampak berhati-hati untuk mengambil risiko di sepanjang sesi Eropa, yang sedang menanti persetujuan RUU oleh Kongres AS yang akan memulihkan pendanaan pemerintah AS, serta rilis serangkaian data resmi AS, untuk penilaian yang lebih baik terhadap momentum ekonomi negara tersebut.

Indeks Harga Konsumen Terpadu (HICP) Jerman, yang dirilis lebih awal pada Rabu, sejalan dengan perkiraan awal, menunjukkan inflasi konsumen tetap stabil pada Oktober di level yang sejalan dengan target stabilitas harga Bank Sentral Eropa (ECB). Indeks Harga Grosir MoM naik bulan lalu, menurut data Destatis. Secara keseluruhan, hal ini mendukung sikap kebijakan moneter bank sentral.

Pada Selasa kemarin, data yang dirilis oleh Automatic Data Processing (ADP) menunjukkan lapangan kerja swasta AS kehilangan rata-rata 11.250 pekerjaan per minggu selama empat minggu hingga 25 Oktober. Tak heran laporan ini pun kembali memicu kekhawatiran kondisi pasar tenaga kerja dan berimbas pada tertekannya nilai tukar dolar AS. Alhasil, pasangan EURUSD naik mencatat kenaikan di atas area 1.1600 untuk pertama kalinya pada November. Tidak ada kalender ekonomi berdampak tinggi yang akan dirilis pada Rabu.

Sementara itu, kontrak berjangka indeks saham AS terakhir terlihat naik antara 0,2% dan 0,6% pada hari itu. Jika aliran risiko mendominasi pasar pada paruh kedua hari ini, atau hingga memasuki perdagangan sesi Amerika, EURUSD berpotensi terus menguat. Para pelaku pasar juga menantikan komentar pejabat The Fed terkait kebijakan suku bunga. Berdasarkan alat CME FedWatch, pasar saat ini memperkirakan probabilitas pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Desember sebesar sekitar 63%.

Jika pembuat kebijakan mengakui kondisi pasar tenaga kerja yang memburuk, dolar AS mungkin akan masih terpuruk. Sebaliknya, penguatan Greenback terhadap mata uang lainnya akan terjadi hanya jika pejabat The Fed menunjukkan nada kehati-hatian terkait pelonggaran kebijakan lebih lanjut, dengan mengutip ketidakpastian seputar prospek inflasi.