DPR dan Senat AS Sepakat Akhiri Goverment Shutdown

0
33
Goverment shutdown

Dewan Perwakilan Rakyat (House of Representatives) pada Rabu malam meloloskan RUU pendanaan jangka pendek (short-term funding bill) yang akan mengakhiri penutupan pemerintahan AS (government shutdown) terpanjang dalam sejarah.
RUU tersebut kini menuju meja Presiden Donald Trump, yang dijadwalkan akan menandatanganinya menjadi undang-undang di Oval Office pukul 9:45 malam waktu setempat, hanya beberapa jam sebelum shutdown memasuki hari ke-43.

Hasil voting menunjukkan 222 suara setuju dan 209 menolak.
Dua anggota Partai Republik menolak: Thomas Massie (Kentucky) dan Greg Steube (Florida).
Sementara enam anggota Demokrat juga menolak RUU tersebut.

Shutdown dimulai pada 1 Oktober, karena Senat yang dikuasai Demokrat menolak rancangan anggaran yang tidak memperpanjang subsidi pajak (enhanced tax credits) untuk 20 juta warga Amerika yang membeli asuransi kesehatan melalui program Affordable Care Act (ACA / Obamacare). Akibatnya, banyak operasi pemerintahan berhenti, termasuk layanan transportasi udara dan program sosial, karena pegawai federal tidak bekerja.

Pada Rabu malam, Departemen Transportasi AS (DOT) juga membekukan rencana pengurangan jadwal penerbangan akibat kekurangan pengendali lalu lintas udara selama shutdown. Sejak Selasa, 6% penerbangan di AS dibatalkan, dan angka itu diperkirakan meningkat hingga 10% pada Jumat jika shutdown terus berlanjut.

Kesepakatan Politik

Dua hari sebelumnya, Senat AS telah meloloskan RUU serupa setelah Partai Republik di Senat mencapai kesepakatan dengan 8 senator Demokrat untuk mengakhiri kebuntuan.
Kesepakatan itu mencakup:

  1. Pemerintah akan kembali beroperasi normal.
  2. Semua pegawai federal yang dirumahkan akan menerima gaji penuh kembali (back pay).
  3. Program bantuan makanan SNAP (food stamps) untuk 42 juta warga akan didanai kembali.
  4. Demokrat diizinkan mengajukan RUU baru pada Desember untuk memperpanjang subsidi ACA.


Dampak untuk pasar
Dengan kemungkinan dibukanya kembali aktivitas pemerintahan federal AS, diharapkan akan memberi sentimen positif untuk pasar saham AS, dolar (USD) dan bisa menjadi sentimen negatif untuk harga emas yang dikenal sebagai aset aman resiko.
Harga emas saat ini sedang melaju rebound dari tekanan koreksi minggu lalu yang sempat jatuh ke $3880an dan saat ini harga menguji area $4200an