Minyak Mentah Menguat Tipis di Tengah Risiko Gangguan Pasokan

0
66

Harga minyak mentah bergerak naik tipis pada perdagangan Jumat. Kenaikan ini dipicu oleh meningkatnya risiko gangguan pasokan global, terutama akibat tekanan ekonomi Amerika Serikat terhadap ekspor minyak Venezuela serta serangan udara terhadap kelompok militan Islamic State di Nigeria.

Minyak mentah Brent tercatat naik sekitar 0,1% dan diperdagangkan di kisaran USD 62,29 per barel. Sementara itu, minyak mentah acuan Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI), juga menguat tipis ke level sekitar USD 58,41 per barel.

Venezuela dan Nigeria sama-sama merupakan produsen minyak utama dunia. Di Nigeria, meskipun sebagian besar ladang minyak berada di wilayah selatan, serangan udara di negara bagian Sokoto, wilayah barat laut, tetap menambah kekhawatiran pasar terhadap risiko geopolitik yang dapat mengganggu stabilitas produksi dan distribusi minyak.

Dari sisi kebijakan, pemerintah Amerika Serikat memerintahkan militernya untuk fokus melakukan “karantina” terhadap minyak Venezuela setidaknya selama dua bulan ke depan. Langkah ini menunjukkan bahwa Washington saat ini lebih memilih tekanan ekonomi dibandingkan tindakan militer langsung untuk menekan pemerintahan Caracas.

Meski harga minyak menguat tipis dalam jangka pendek, prospek tahunan masih dibayangi tekanan. Harga minyak mentah diperkirakan mencatat penurunan tahunan terdalam sejak 2020, seiring investor mempertimbangkan perlambatan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan menilai kembali risiko gangguan pasokan global, termasuk dari Venezuela.

Sepanjang tahun ini, harga Brent diperkirakan turun sekitar 16%, sementara WTI diproyeksikan melemah hingga 18%. Penurunan ini menjadi yang paling tajam sejak pandemi COVID-19, ketika permintaan energi global anjlok. Untuk tahun depan, pasar memperkirakan pasokan minyak akan kembali melampaui permintaan.

Tekanan tambahan juga datang dari kawasan Eurasia. Pengiriman minyak dari Kazakhstan melalui Pipa Minyak Laut Kaspia diperkirakan turun hingga sepertiga pada Desember. Volume ekspor ini menjadi yang terendah sejak Oktober 2024, setelah serangan drone Ukraina merusak fasilitas penting di terminal ekspor utama CPC, menurut sumber pasar.

Secara keseluruhan, pergerakan harga minyak saat ini mencerminkan tarik-menarik antara kekhawatiran pasokan jangka pendek dan prospek kelebihan pasokan dalam jangka menengah hingga panjang.