Arab Saudi – UEA Bersepakat, Goldman Sachs Yakin Harga Minyak Bisa Tetap Tinggi

0
11

JAVAFX – Goldman Sachs kembali mengulangi perkiraan harga minyak yang tetap tinggi, bisa mengkau harga $80 per barel untuk minyak mentah Brent meskipun kesepakatan antara Arab Saudi dan Uni Emirat Arab tentang produksi minyak. Kesepakatan ini akan memperpanjang kesepakatan OPEC+ hingga akhir tahun depan.

Sebelumnya, harga minyak mentah turun setelah berita perjanjian Saudi-Emirat muncul karena ketidakpastian seputar masa depan kesepakatan OPEC+ dan OPEC sendiri menghilang. Namun, perjanjian itu akan berarti lebih banyak minyak UEA yang masuk ke pasar. Ini juga berarti tekanan lebih lanjut dari Emirates untuk meningkatkan produksi di masa depan.

Namun, kemudian pada hari Rabu (14/07/2021), Kantor Berita Emirat menulis, dengan mengutip pernyataan dari Kementerian Energi dan Infrastruktur bahwa “musyawarah antara pihak-pihak terkait masih berlangsung dan kesepakatan belum tercapai.”

Awal bulan ini, UEA memblokir kesepakatan tentang OPEC+ yang meningkatkan produksi minyak mulai Agustus, membuat perjanjian apa pun bergantung pada merevisi garis dasar UEA yang “tidak cukup rendah” dari 2018. UEA bersikeras pada garis dasar yang lebih tinggi untuk menghitung kuotanya karena 2018 Angka tersebut belum mencerminkan kapasitas produksi negara yang diperluas. UEA memiliki ambisi untuk meningkatkan kapasitas produksi minyaknya menjadi 5 juta barel per hari pada tahun 2030, dari sekitar 4 juta barel per hari sekarang.

Sekarang, jika kesepakatan memang tercapai, UEA akan diizinkan untuk menaikkan tingkat produksi dasarnya menjadi 3,65 juta barel per hari tetapi hanya ketika kesepakatan saat ini berakhir pada April tahun depan. Itu akan naik dari 3,17 juta barel per hari sebagai dasar produksi saat ini untuk produsen terbesar ketiga OPEC.

Goldman Sachs sendiri telah menjadi salah satu bank paling yakin dengan proyeksi bullish-nya dalam hal minyak. Mereka yakin bahwa harga minyak mentah Brent bisa mencapai ke $ 80 di tahun ini, tidak peduli perkembangan terbaru. Bank bahkan masih memperkirakan pasar minyak akan tenggelam ke dalam defisit sebanyak 5 juta barel per hari pada akhir tahun ini karena munculnya kenaikan permintaan kembali yang kuat, sebagaimana yang kita lihat.

“Besarnya perubahan volume permintaan yang akan datang – perubahan yang tidak dapat ditandingi oleh pasokan – tidak boleh diremehkan,” kata mereka pada bulan April.