Monday, December 15, 2025
Home Blog

Data Produksi Industri Zona Euro Bawa EURUSD Lanjutkan Kenaikan

0

EURUSD masih mengalami konsolidasi namun dengan bias kenaikan pada Senin, menuju level 1.1750. Mata uang Bersama ini bergerak dalam rentang Harga yang sama dengan perdagangan sesi akhir pekan lalu. Data Produksi Industri Zona Euro yang kuat diyakini memberikan dukungan untuk penguatan Euro.

Sebelumnya, pasangan mata uang bersama ini sempat melanjutkan koreksi dari kenaikan menjelang penutupan perdagangan akhir pekan kemarin dan fluktuasi selama perdagangan sesi Eropa pada Senin. EURUSD saat ini diperdagangkan di sekitar level 1.1745, menuju level tertinggi multi-bulan di area 1.1762.

Penguatan pasangan mata uang ini dari level bawah intraday setelah mendapat dukungan dari pertumbuhan signifikan Produksi Industri Zona Euro, yang telah memperbaiki sentimen pasar, menjelang serangkaian peristiwa makroekonomi penting pada akhir pekan ini.

Data Eurostat pada Senin pagi waktu setempat menunjukkan bahwa pertumbuhan produksi pabrik di kawasan tersebut tumbuh menjadi 0,8% pada November, dari 0,2% pada Oktober, melampaui perkiraan pertumbuhan 0,1%. Secara tahunan, produksi industri meningkat 2%, dari pertumbuhan 1,2% pada Oktober.

Data tersebut menopang bagi mata uang bersama untuk pulih, meski masih terjebak dalam rentang Jumat, konsolidasi pasca kenaikan hampir 2% dalam tiga minggu terakhir. Hal ini bersamaan dengan proyeksi pasar pada pemotongan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve AS (Fed) dan penggantian Ketua Jerome Powell dengan ketua yang lebih dovish, sehingga membuat dolar AS tidak mampu untuk pulih, setidaknya sampai saat ini.

Para trader, bagaimanapun, tetap berhati-hati, enggan mengambil risiko berlebihan menjelang rilis data makroekonomi penting pada akhir pekan ini, yaitu laporan Nonfarm Payrolls (NFP) AS untuk Oktober dan November yang tertunda pada Selasa, dan Indeks Harga Konsumen (CPI) November pada Kamis. Di antara keduanya, ECB akan merilis keputusan kebijakan moneternya juga pada Kamis.

USDJPY ke level 155.00 Di Tengah Ekspektasi Suku Bunga BoJ

0

Yen Jepang mengawali perdagangan minggu baru ini dengan nada positif di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga BoJ semakin meningkat,di tengah sentimen risiko yang melemah, dan sikap dovish The Fed menekan nilai dolar AS dan menguntungkan Yen Jepang sebagai aset safe-haven. Para trader saat iini tengah menantikan rilis data makroekonomi AS dan pertemuan kebijakan BoJ pekan ini sebagai petunjuk arah baru.

Yen Jepang memperpanjang penguatan yang stabil di sepanjang perdagangan sesi Asia, Senin, dan menarik pasangan USDJPY ke level psikologis 155.00. Pasangan aset Safe Haven ini rebound ke level 155.15 dari level terendah intraday saat ini di 154.94 setelah membuka perdagangan hari ini dari level 155.74.

Perubahan retorika terbaru dari Gubernur Bank of Japan (BoJ) Kazuo Ueda dan peningkatan kepercayaan bisnis memperkuat ekspektasi pasar akan kenaikan suku bunga yang segera terjadi pekan ini. Selain itu, sedikit penurunan sentimen risiko global ternyata menjadi faktor lain yang mendukung status Yen sebagai safe-haven. Di sisi lain, pelaku pasar tampaknya tidak terlalu terpengaruh oleh kekhawatiran tentang kondisi fiskal Jepang yang memburuk akibat rencana pengeluaran besar-besaran Perdana Menteri Sanae Takaichi.

Dolar AS, sementara itu, terpuruk di dekat level terendah dua bulan yang dicapai pada Kamis lalu, di tengah meningkatnya ekspektasi dua kali pemotongan suku bunga lagi oleh Federal Reserve (Fed). Hal ini menandai perbedaan signifikan dibandingkan dengan ekspektasi hawkish BoJ, yang semakin menguntungkan JPY dengan imbal hasil rendah dan mendukung potensi kerugian lebih dalam pada pasangan USDJPY.

Emas Masih Didorong Ekspektasi Suku Bunga Menjelang Data NFP AS

0
Emas Menguat

Harga emas perlahan naik pada sesi Asia hari Senin. Ekspektasi atas pemangkasan suku bunga The Fed dan sentimen positif terhadap aset Safe aven masih memberikan dukungan bagi harga emas. Sementara, para trader saat ini tengah menanti data NFP AS untuk Oktober dan November pada Selasa sebagai petunjuk arah.

Harga emas, XAUUSD, naik ke level tertinggi dalam tujuh minggu di atas 4.325, yang terus menguat sejak pembukaan perdagangan Asia pada Senin. Logam mulia ini memperpanjang kenaikan di tengah prospek pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (Fed) AS pada tahun depan.

Suku bunga yang lebih rendah dan dapat mengurangi biaya peluang dari kepemilikan emas, justru mendukung logam mulia yang tidak menghasilkan imbal hasil. Selain itu, ketidakpastian dan sentimen penghindaran risiko dapat mendorong aliran dana ke aset aman, yang menguntungkan harga emas.

Namun, pernyataan hawkish dari pejabat Fed pekan lalu dapat mengangkat dolar AS dan menekan harga komoditas yang berdenominasi greenback. Para trader akan lebih memperhatikan pidato Gubernur Fed Stephen Miran dan Presiden Fed New York John Williams pada Senin sore. 

Laporan ketenagakerjaan AS untuk Oktober dan November akan menjadi sorotan utama pada Selasa, termasuk Nonfarm Payrolls (NFP), Upah Rata-Rata Per Jam, dan Tingkat Pengangguran. Laporan-laporan ini dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kesehatan pasar tenaga kerja dan kemungkinan mempengaruhi ekspektasi untuk pertemuan Fed pada Januari.  

Yen Melemah Terhadap Greenbacak, Pasar Nantikan Divergensi BoJ-Fed

0

Yen Jepang kembali melemah seiring dengan sentimen pasar yang optimis sehingga mengurangi permintaan aset safe-haven. Kekhawatiran kondisi fiskal Jepang yang memburuk juga membuat pasar tetap berhati-hati. Ekspektasi saat ini ada pada divergensi kebijakan antara BoJ-Fed yang masih diperkirakan akan membatasi kenaikan USDJPY lebih lanjut.

Yen Jepang (JPY) memperpanjang koreksi kemarin di sesi perdagangan Amerika. Hal ini membuat pasangan USDJPY selama sesi Asia pada Jumat, melanjutkan kenaikan dari level terendah empat hari dan diperdagangkan dengan bias negatif ringan terhadap dolar AS dan diperdagangkan di sekitar level 155.70.

Investor masih mengkhawatirkan kondisi fiskal Jepang yang memburuk akibat rencana pengeluaran besar-besaran Perdana Menteri Sanae Takaichi dan pertumbuhan ekonomi yang lambat. Selain itu, sentimen positif terhadap aset berisiko diperkirakan akan melemahkan Yen. Namun, mata uang safe-haven masih didukung oleh meningkatnya spekulasi kenaikan suku bunga oleh Bank of Japan (BoJ) setidaknya minggu depan.

Sehingga, para investor mungkin akan menahan diri dari masuk ke pasar secara agresif dan lebih memilih untuk wait-and-see atas hasil pertemuan kebijakan BoJ pada 18-19 Desember, yang akan menjadi peran kunci dan memberikan dorongan baru bagi Yen Jepang. Di sisi lain, dolar AS sebenarnya masih terpuruk di dekat level terendah dua bulan yang sentuh pada Kamis, di tengah meningkatnya spekulasi tentang pemotongan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve (Fed).

Tak ayal, hal ini menandai perbedaan signifikan dibandingkan dengan ekspektasi hawkish BoJ, yang pada akhirnya akan menjadi sentimen positif bagi yen Jepang dan menahan pemulihan pasangan USDJPY dari level di bawah 155,00.

Harga Minyak WTI Rebound Setelah AS Sita Tanker Venezuela

0

Harga minyak WTI perlahan naik mendekati $57,85 per barel di sesi awal perdagangan sessi Asia, Jumat. Penyitaan kapal tanker minyak yang dikenai sanksi di lepas pantai Venezuela, diyakini menjadi penyebab kenaikan harga WTI. Sementara pelaku pasar juga berhati-hati di tengah perkembangan kesepakatan damai Ukraina. 

West Texas Intermediate (WTI), acuan harga minyak mentah AS, diperdagangkan sekitar $57,85 per barel di sepuanang perdagangan sesi Asia pada Jumat. Harga WTI rebound dari penurunan tajam kemarin dan penutupan terendahnya di hampir dua bulan terakhir, di tengah beragam faktor geopolitik, termasuk penyitaan kapal tanker minyak yang dikenai sanksi oleh AS di lepas pantai Venezuela. 

Menukil laporan Bloomberg pada Kamis, pasukan AS mencegat dan menyita sebuah kapal tanker minyak yang dikenai sanksi di lepas pantai Venezuela, yang menandai eskalasi serius ketegangan antara kedua negara. Langkah AS ini mungkin akan membuat ekspor minyak mentah Venezuela menjadi jauh lebih sulit. Ketegangan geopolitik seperti ini menjadi penopang kenaikan harga WTI dalam jangka pendek. 

Di sisi lain, pembicaraan damai Ukraina meredakan ketegangan, dan para analis meyakini jika perang Rusia-Ukraina berakhir, maka akan mengurangi ancaman terhadap infrastruktur energi regional dan meningkatkan kepastian pasokan. Hal ini mungkin membatasi potensi kenaikan harga minyak.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada Kamis bahwa delegasi Kyiv telah berbicara dengan pejabat tinggi AS dalam panggilan video untuk membahas jaminan keamanan bagi Ukraina setelah menyajikan kerangka kerja 20 poin yang direvisi kepada Amerika Serikat untuk mengakhiri perang dengan Rusia.

FOMC 10 Desember 2025 – Fed Pangkas Suku Bunga, Prospek Kedepan Belum Jelas

0
Emas Fed Suku Bunga Dolar AS

FOMC 10 Desember 2025 – Fed Pangkas Suku Bunga, Prospek Kedepan Belum Jelas

  • FOMC memutuskan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps, ke kisaran 3.50%–3.75%.
  • Voting menunjukkan 3 dissent: artinya tidak semua anggota mendukung pemotongan.
  • Dalam pernyataan setelah rapat, Fed memperingatkan bahwa prospek ekonomi dan kondisi pasar tenaga kerja lemah — dan meskipun ada pemotongan, mereka mengisyaratkan kemungkinan hanya satu cut lagi dalam 2026.

Dampak ke Pasar: Forex, Emas & Gold

🌐 Forex / Dolar AS

  • Dolar AS melemah setelah pengumuman: yield obligasi AS turun, investor memangkas ekspektasi suku bunga tinggi.
  • Mata uang mayor lain terhadap USD menguat — ini membuka peluang untuk cross-pair forex (misalnya EUR/USD, AUD/USD) mendapatkan support.
  • Namun karena Fed memberi sinyal “rehat” (paus), volatilitas bisa meningkat jika pasar berharap lebih banyak cut di 2026 tetapi Fed bersikap hati-hati.

➡️ Insight: Ini mendorong arus modal keluar dari USD → baik untuk pasangan FX non-USD, dan memperbesar daya tarik safe-haven alternatif seperti emas.

🟠 Emas (Gold, XAU/USD)

  • Setelah keputusan, emas cenderung mendapat dukungan: yield obligasi turun dan dolar melemah → membuat emas lebih menarik karena biaya peluang memegang emas turun.
  • Namun respons awal agak moderat — pasar memperhatikan sinyal dari Fed bahwa pemotongan lebih lanjut mungkin terbatas, sehingga emas tidak langsung “meledak”.
  • Dalam jangka menengah, jika data ekonomi AS melemah (tenaga kerja, inflasi turun), kemungkinan besar emas bisa rally lagi — terutama jika yield tetap rendah dan dolar tetap lemah.

➡️ Prospek emas / Gold tetap bullish
Target naik ke 4232 – 4246 & 4264

Zona Beli di 42100 – 4200

Rebound Pasca Pemangkasan Suku Bunga Fed, Emas Kembali Terkoreksi

0

Emas terlihat kesulitan mempertahankan momentum kenaikannya setelah Federal Reserve memangkas suku bunga sesuai ekspektasi pasar dan mendorong logam mulia ini menyentuh level tertinggi mingguan yang baru. Sentimen risiko yang membaik serta rebound tipis dolar AS menambah tekanan pada XAUUSD, meski harga emas masih ditopang oleh harapan terhadap kebijakan moneter The Fed yang lebih dovish.

XAUUSD terkoreksi setelah mencatat kenaikan moderat pada sesi Asia hingga menyentuh level 4.247—rekor tertinggi mingguan terbaru—sekaligus mengakhiri reli dua hari berturut-turut. Perbaikan selera risiko di pasar global, ditambah penguatan ringan dolar AS dari posisi terendah sejak 24 Oktober, menjadi kombinasi faktor yang menekan pergerakan logam mulia berstatus safe haven ini.

Meski demikian, sikap hawkish The Fed berpotensi menahan pemulihan dolar AS lebih jauh, dan pada saat yang sama diperkirakan mampu membatasi tekanan penurunan pada emas yang tidak menawarkan imbal hasil.

Ketidakpastian geopolitik yang terus berlangsung akibat perang Rusia–Ukraina turut memberi dukungan tambahan bagi emas, yang masih mampu bertahan di atas area 4.200. Sepanjang dua minggu terakhir, pergerakan harga emas cenderung berada dalam kisaran yang relatif sempit karena pasar menunggu pemicu baru.

Para pelaku pasar juga terlihat enggan mengambil posisi agresif, menunggu kemungkinan koreksi lebih dalam maupun pergerakan arah yang lebih jelas. Trader kini menantikan rilis data Klaim Pengangguran Awal Mingguan AS serta laporan Neraca Perdagangan, yang berpotensi memberi dorongan volatilitas pada sesi perdagangan Amerika Utara.

Isyarat Powell Kemungkinan Satu Pemangkasan Suku Bunga Di 2026

0

Keputusan Federal Reserve untuk memangkas suku bunga pada Rabu lalu menandai langkah penting dalam perjalanan panjang bank sentral AS menghadapi inflasi yang membandel dan pasar tenaga kerja yang mulai menunjukkan tanda-tanda normalisasi. Namun, keputusan tersebut diambil bukan tanpa perdebatan; voting yang terbelah dalam FOMC menggambarkan betapa berharganya setiap basis poin dalam kondisi ekonomi yang masih rentan berubah arah.

The Fed menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi rentang 3,50% hingga 3,75%, level terendah dalam tiga tahun terakhir. Meski demikian, pesan yang muncul dari konferensi pers Jerome Powell jauh dari nada optimistis yang biasanya menyertai kebijakan pelonggaran moneter. Powell mengatakan bahwa bank sentral ingin memastikan arah inflasi benar-benar menuju target jangka panjang sebelum membuka pintu bagi penurunan suku bunga berikutnya.

Ia menegaskan bahwa para pejabat The Fed membutuhkan waktu untuk melihat bagaimana tiga kali pemangkasan suku bunga sepanjang tahun ini tercermin dalam aktivitas ekonomi. Menurut Powell, kebijakan moneter saat ini sudah berada pada posisi yang cukup restriktif untuk menahan tekanan harga, sehingga tantangan utama bank sentral kini adalah membaca data dengan sabar—bukan bereaksi secara agresif.

Di sisi lain, proyeksi ekonomi terbaru The Fed semakin menekankan pendekatan konservatif tersebut. Pembuat kebijakan memperkirakan hanya akan ada satu kali pemangkasan suku bunga pada 2026. Proyeksi ini tidak berubah sejak September, mencerminkan pandangan The Fed bahwa ruang pelonggaran tambahan masih sangat terbatas sampai mereka melihat bukti nyata bahwa inflasi stabil menuju target 2%.

Inflasi memang diperkirakan turun menjadi sekitar 2,4% pada akhir tahun depan, tetapi angka tersebut masih berada di atas target. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan menguat hingga 2,3%, sedikit di atas tren historis, didukung oleh konsumsi rumah tangga yang tetap tangguh dan belanja pemerintah yang stabil. Tingkat pengangguran pun diperkirakan berada di sekitar 4,4%, menandakan pasar tenaga kerja yang melemah secara bertahap namun tetap sehat secara keseluruhan.

Meski prospeknya tidak buruk, The Fed tetap memilih pendekatan yang sangat berhati-hati. Ketidakpastian global—mulai dari kondisi geopolitik, volatilitas harga komoditas, hingga dinamika perdagangan internasional—masih menjadi sumber risiko yang sulit diprediksi. Powell bahkan menyiratkan bahwa kenaikan suku bunga tambahan bukanlah skenario dasar, tetapi tetap mungkin terjadi jika data ekonomi bergerak tidak sesuai harapan.

Bagi pelaku pasar, sinyal “tunggu dan lihat” dari Powell menunjukkan bahwa periode volatilitas mungkin masih panjang. Investor perlu menyesuaikan ekspektasi terhadap realita bahwa era suku bunga rendah ekstrem dalam satu dekade terakhir tidak akan kembali dalam waktu dekat. Sementara itu, bagi konsumen dan pelaku bisnis, kebijakan The Fed yang lebih sabar ini berarti suku bunga pinjaman kemungkinan tetap berada pada level yang relatif tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.

Dengan kata lain, The Fed mencoba menavigasi jalur sempit: menjaga inflasi tetap terkendali tanpa menekan perekonomian terlalu keras. Dan hingga data memberi petunjuk yang lebih kuat, Powell tampaknya tak ingin mengambil risiko besar. Pemangkasan suku bunga satu kali pada 2026 mungkin terdengar konservatif, namun bagi The Fed, kehati-hatian adalah mata uang paling berharga dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi yang terus berubah.

Insight & Peluang Big Cuan Gold di Moment FOMC

0
anaisa dan oeluang Gold

The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga untuk ketiga kalinya berturut-turut pada Rabu malam ini (10/12/2025)
Pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin hampir pasti, tetapi ada perpecahan internal anggota komite FOMC :

  • Anggota dovish yang ingin memotong suku bunga untuk meredam pelemahan tenaga kerja.
  • Anggota hawkish yang menilai pemangkasan berlebihan bisa kembali memicu inflasi.
  • Kondisi ini memunculkan istilah “hawkish cut : suku bunga dipangkas tetapi disertai sinyal bahwa pemangkasan berikutnya tidak dijamin.

✔ Dovish Expectation Meningkat → Gold Bullish

Ekspektasi pemangkasan suku bunga (rate cut) = melemahkan USD
Treasury yields turun → Gold mendapatkan inflow

✔ Jika FOMC masih memberi sinyal “bertahap” → Gold Lanjut Bullish (slow trend)
Gold tidak butuh dovish ekstrem—cukup “dovish ringan” untuk menjaga uptrend.

🎯 Insight Pergerakan GOLD

banyak analis memprediksi Gold akan lanjutkan bullish trendnya pasca Fed cut rate, namun waspadai aksi para Big players yang dapat mengambil likuiditas sebelum kembali bullish

✔ Pengambilan Liquidity Sebelum FOMC

Gold sering spike ke:
Buy-side liquidity (BSL) di atas high H1–H4
atau Sell-side liquidity (SSL) di bawah low sebelumnya

Tujuan: membersihkan SL retail → mengumpulkan posisi.

PELUANG TRADE BIG CUAN GOLD

Menunggu harga turun cepat kearah
Zona Buy 1 –> 4170 – 4165 target 4200
zona Buy 2 –> 4135 – 4130 target 4220
Zona Buy 3 –> 4061 – 4040 target 4250 – 4270

Risk 100 pips dari entry level
gunakan lot kecil

Ke Mana Arah Emas Setelah Keputusan Suku Bunga The Fed?

0

Keputusan suku bunga terbaru The Fed kembali menjadi pusat perhatian pasar emas, dengan para pelaku pasar menilai bagaimana arah kebijakan moneter selanjutnya akan membentuk pergerakan harga. Meski emas mampu bertahan di atas level psikologis penting, dinamika dolar AS, ekspektasi pelonggaran kebijakan, serta kondisi makro ekonomi AS dan geopolitik global menjadi faktor penentu yang akan menggerakkan harga dalam waktu dekat.

Di tengah kecemasan para pelaku pasar yang dengan sangat berhati-hati menanti keputusan suku bunga FOMC, harga emas tetap stabil di atas level 4.200. Meski tampak kesulitan untuk mempertahankan kenaikan dari level terendah dalam seminggu, namun bukan berarti logam mulia ini cukup rentan untuk kembali turun di bawah level 4.200.

Para investor memang lebih memilih untuk menunggu hasil pertemuan kebijakan Federal Open Market Committee (FOMC) selama dua hari, yang akan dirilis hari ini. Di mana harapannya adalah akan ada kebijakan moneter yang akomodatif dari The Fed yang berimbas ada tertekannya dolar AS dan mendongkrak harga komoditas.

Harga emas bergerak tidak jauh dari harga pembukaan hari ini di level 4.207 selama sesi Asia, bergerak di kisaran level 4.217 – 4.201 meski kemarin mencapai level tertinggi mingguan baru di tengah minimnya pembelian lanjutan yang signifikan. Penerimaan yang semakin luas bahwa Federal Reserve AS (Fed) akan menurunkan suku bunga pinjaman pada akhir pertemuan kebijakan dua hari yang akan digelar hari ini, seakan tidak memberikan efek apa pun terhadap membantu dolar AS.

Namun, yang menarik adalah, greenback dalam pekan ini secara perlahan melanjutkan pemulihan dari level terendah sejak akhir Oktober di level 98.69, yang membawa indeks dolar terseret dalam dua pekan berturut-turut. Sentimen pasar terhadap ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed, menyusul sejumlah data ekonomi yang mendukung kebijakan tersebut, menjadi hal yang tidak dapat dihindarkan dan sudah pasti menjadi faktor utama yang membuat logam kuning itu, setidaknya saat ini mampu bertahan di atas angka 4.200.

Ketidakpastian geopolitik akibat perang Rusia-Ukraina yang berkepanjangan, juga menjadi faktor lain yang mendukung emas mempertahankan traksinya. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy mengatakan pada Senin bahwa Ukraina tidak akan menyerahkan wilayah kepada Rusia dan menerima koncesinya yang menyakitkan untuk mengakhiri perang. Hal ini memberikan dukungan tambahan bagi logam mulia sebagai aset safe-haven.

Federal Reserve melalui pertemuan FOMC dijadwalkan mengumumkan keputusannya pada akhir pertemuan kebijakan dua hari pada Rabu waktu setempat atau Kamis dini hari dan diperkirakan secara luas akan memotong suku bunga sebesar 25 basis poin meskipun inflasi tetap tinggi. Sebuah fakta pentingnya adalah Departemen Perdagangan AS pada Jumat lalu melaporkan bahwa inflasi, yang diukur oleh Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), tetap di atas target tahunan 2% The Fed pada September.

Inflasi yang sedikit terkendali, tekanan di pasar tenaga kerja, dan prospek ekonomi yang melambat, ada kemungkinan cukup tinggi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga. Meski demikian, keputusan itu akan sangat tergantung pada perkembangan inflasi, data ekonomi berikutnya, dan bagaimana The Fed menilai trade-off antara mendukung ekonomi dan menjaga stabilitas harga.

Hal ini sejalan dengan pejabat Fed yang berargumen bahwa pertumbuhan lapangan kerja yang lambat, pertumbuhan ekonomi yang moderat, dan kenaikan upah yang terbatas kemungkinan akan meredam inflasi dalam beberapa bulan ke depan, mendukung argumen untuk pelonggaran kebijakan lebih lanjut oleh bank sentral.

Harapan tersebut tampaknya tidak terpengaruh oleh survei JOLTs AS yang cukup positif yang dirilis pada Selasa, yang menunjukkan permintaan tenaga kerja yang terus berlanjut dan ketahanan pasar tenaga kerja. Laporan bulanan JOLTs dari Departemen Tenaga Kerja menunjukkan bahwa jumlah lowongan kerja pada hari kerja terakhir September naik tajam menjadi 7,658 juta, sementara untuk Oktober mencapai 7,67 juta.

Namun demikian, para pelaku pasar maish terus waspada menjelang pertemuan penting bank sentral, dan tampaknya lebih memilih untuk menunggu sinyal lebih lanjut tentang jalur penurunan suku bunga Fed sebelum melakukan taruhan baru. Sehingga, pasca keputusan suku bunga Oleh FOMC, fokus pasar akan langsung tertuju pada proyeksi ekonomi terbaru dan komentar Ketua Fed Jerome Powell dalam konferensi pers pasca-pertemuan.

Minyak WTI Tetap Stabil Meski Produksi Irak Kembali Beroperasi

0

Harga minyak WTI bergerak stabil dan tertahan di sekitar level $58,30 per barel pada sesi Asia hari Rabu, mencoba pulih setelah penurunan tajam dalam dua hari terakhir. Meski demikian, kembalinya produksi di ladang minyak West Qurna-2 milik Lukoil di Irak serta penguatan dolar AS setelah rilis data lowongan kerja yang meningkat berpotensi membatasi kenaikan harga minyak dunia.

West Texas Intermediate (WTI), acuan minyak mentah AS, diperdagangkan di sekitar $58,25 pada sesi Asia hari Rabu. Tekanan terhadap harga semakin besar seiring menguatnya dolar AS setelah data lowongan kerja AS yang menunjukkan peningkatan.

Setelah dihentikan pada akhir pekan karena kebocoran pipa, aliran minyak mentah dari fasilitas penyimpanan West Qurna-2 kembali beroperasi menuju depot Tuba. Ladang tersebut memproduksi lebih dari 460.000 barel per hari, menyumbang sekitar 0,5% dari pasokan minyak dunia dan 9% dari total produksi Irak, yang merupakan produsen terbesar kedua OPEC setelah Arab Saudi.

Sementara itu, Laporan Survei Lowongan Kerja dan Perputaran Tenaga Kerja (JOLTS) dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) menunjukkan jumlah lowongan kerja mencapai 7,658 juta pada September dan naik menjadi 7,67 juta pada Oktober. Data yang masih solid ini mengisyaratkan ketangguhan pasar tenaga kerja AS dan mendorong penguatan dolar AS, yang pada gilirannya menekan harga komoditas berdenominasi dolar.

Di sisi lain, penurunan stok minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan dapat membantu menahan pelemahan harga WTI. Data American Petroleum Institute (API) yang dirilis Selasa mencatat stok minyak mentah AS untuk pekan yang berakhir 5 Desember turun 4,8 juta barel, lebih dalam dibandingkan penurunan 2,48 juta barel pada pekan sebelumnya.

Investor kini menanti rilis data resmi dari Energy Information Administration (EIA) pada Rabu sore, yang diperkirakan akan memberikan arah lebih lanjut bagi pergerakan harga WTI.

China Chinese Inflation Rate MoM (Actual) -0.001 VS 0.001 (Forecast) **Worse**

0

Data Chinese Inflation Rate MoM China dilaporkan sebesar -0.001. Data ini lebih buruk daripada ekspektasi pasar yang sebelumnya diperkirakan di 0.001.

Di saat yang sama, China juga mengeluarkan data Chinese Inflation Rate YoY dan Chinese PPI YoY.

Data Chinese Inflation Rate YoY China dilaporkan sebesar 0.007.006.

Data Chinese PPI YoY China dilaporkan sebesar -0.022, lebih buruk daripada ekspektasi pasar di -0.02.

Emas ‘Nyaman’ Dengan Antisipasi Suku Bunga Fed

0

Harga emas bergerak stabil pada perdagangan Selasa, melanjutkan pola sideways yang sudah berlangsung lebih dari seminggu. Para pelaku pasar cenderung menahan aktivitas besar menjelang keputusan kebijakan suku bunga Federal Reserve yang dijadwalkan pada Rabu waktu setempat.

XAUUSD bertahan di atas 4.200 dan diperdagangkan di sekitar 4.205, setelah sebelumnya sempat melemah ke kisaran 4.170 pada awal sesi Eropa. Sikap hati-hati terlihat jelas karena investor masih menunggu arah kebijakan The Fed, sementara ketidakpastian soal panduan hingga 2026 ikut menambah tekanan.

Rapat dua hari Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dimulai Selasa malam. Pasar secara luas memperkirakan The Fed kembali memangkas suku bunga, melanjutkan penurunan yang sudah dilakukan pada September dan Oktober sebagai respons terhadap tanda-tanda pelemahan di pasar tenaga kerja.

Menurut CME FedWatch Tool, peluang pemotongan 25 basis poin mencapai hampir 90%. Jika skenario ini terwujud, suku bunga federal funds akan turun ke kisaran 3,50%–3,75%.

Ekspektasi terhadap kebijakan yang lebih longgar membuat dolar AS cenderung melemah, sehingga memberikan dukungan tambahan bagi logam mulia. Meski pasar cukup yakin pemotongan suku bunga akan terjadi, fokus investor kini tertuju pada panduan ke depan. Spekulasi mengenai potensi “pemotongan suku bunga bernada hawkish” semakin menguat, menandai masih besarnya ketidakpastian terkait arah kebijakan moneter hingga 2026.

Kalender Ekonomi Hari Rabu ,10 Desember 2025; 2 Data / Berita Penting

0

Data Amerika, Wholesale Inventories MoM Adv untuk akan diumumkan pada jam 7:00 WIB dan diperkirakan di -0.003 VS 0 (Nilai Sebelumnya).

Data Amerika, Wholesale Inventories MoM Adv untuk akan diumumkan pada jam 7:00 WIB dan diperkirakan di -0.004 VS (Nilai Sebelumnya).

Data Australia, RBA Chart Pack untuk akan diumumkan pada jam 7:30 WIB dan diperkirakan di VS (Nilai Sebelumnya).

Data China, Chinese Inflation Rate MoM untuk akan diumumkan pada jam 8:30 WIB dan diperkirakan di 0.001 VS 0.002 (Nilai Sebelumnya).

Data China, Chinese Inflation Rate YoY untuk akan diumumkan pada jam 8:30 WIB dan diperkirakan di 0.006 VS 0.002 (Nilai Sebelumnya).

Data China, Chinese PPI YoY untuk akan diumumkan pada jam 8:30 WIB dan diperkirakan di -0.02 VS -0.021 (Nilai Sebelumnya).

ECB Machado Speech akan dimulai pada pukul 14:45 WIB.

Treasury Inggris akan melakukan auction Treasury Gilt 2035 Auction pada pukul 17:00 WIB.

Treasury Switzerland akan melakukan auction 2043 Bond Auction pada pukul 17:00 WIB.

ECB President Lagarde Speech akan dimulai pada pukul 17:55 WIB.

Data Amerika, MBA 30-Year Mortgage Rate untuk akan diumumkan pada jam 19:00 WIB dan diperkirakan di VS 0.0632 (Nilai Sebelumnya).

MBA Purchase Index Amerika untuk akan diumumkan pada jam 19:00 WIB. MBA Purchase Index diperkirakan di .

Data Amerika, MBA Mortgage Applications untuk akan diumumkan pada jam 19:00 WIB dan diperkirakan di VS -0.014 (Nilai Sebelumnya).

MBA Mortgage Refinance Index Amerika untuk akan diumumkan pada jam 19:00 WIB. MBA Mortgage Refinance Index diperkirakan di .

MBA Mortgage Market Index Amerika untuk akan diumumkan pada jam 19:00 WIB. MBA Mortgage Market Index diperkirakan di .

ECB Donnery Speech akan dimulai pada pukul 19:30 WIB.

Data Amerika, Employment Cost – Wages QoQ untuk akan diumumkan pada jam 20:30 WIB dan diperkirakan di 0.008 VS 0.01 (Nilai Sebelumnya).

Employment Cost Index QoQ Amerika untuk akan diumumkan pada jam 20:30 WIB. Employment Cost Index QoQ diperkirakan di 0.008.

Data Amerika, Employment Cost – Benefits QoQ untuk akan diumumkan pada jam 20:30 WIB dan diperkirakan di 0.006 VS 0.007 (Nilai Sebelumnya).

Data Canada, BoC Press Conference untuk akan diumumkan pada jam 22:30 WIB dan diperkirakan di VS (Nilai Sebelumnya).

Data Amerika, EIA Crude Oil Stocks Change untuk akan diumumkan pada jam 22:30 WIB dan diperkirakan di VS 0.57 (Nilai Sebelumnya).

Data Amerika, EIA Distillate Stocks Change untuk akan diumumkan pada jam 22:30 WIB dan diperkirakan di VS 2.06 (Nilai Sebelumnya).

Treasury Amerika akan melakukan auction 17-Week Bill Auction pada pukul 23:30 WIB.