Emas Masih Kerja Keras Setelah Kenaikan Beruntun Dua Hari

0
22

Emas mempertahankan kenaikan dan mencoba kembali menembus level 4.100 pada awal Kamis, sementara Dolar AS menghentikan tren naiknya di tengah profil pasar yang berisiko, sambil menunggu laporan Nonfarm Payrolls September yang sangat dinantikan yang akan dirilis pada hari yang sama.

Ketidakpastian ekonomi yang meningkat, termasuk penundaan laporan tenaga kerja kunci akibat penutupan pemerintah baru-baru ini, membuat Federal Reserve (Fed) sulit untuk menilai kondisi pasar tenaga kerja. Pada gilirannya, hal ini meningkatkan permintaan terhadap aset safe-haven seperti emas. Semua mata akan tertuju pada laporan tenaga kerja September yang tertunda, yang dapat memberikan gambaran tentang kesehatan pasar tenaga kerja AS dan memberikan petunjuk lebih lanjut tentang arah suku bunga AS. 

Harga Emas awalnya sempat menguat di pembukaan perdagangan sesi Kamis di Asia dan sempat bertahan di atas evel 4.100, atau tepat di bawah level 4.110 pada Kamis. Tapi bullion kembali merangsek turun dan menjauh dari level tertinggi mingguan yang dicapai pada hari sebelumnya, bahkan sempat berada di bawah level 4.050 dan saat ini tertahan di sekitar area 4.085 – 4.060.

Kekhawatiran tentang melemahnya momentum ekonomi akibat penutupan pemerintah AS terlama dalam sejarah dan ekspektasi Federal Reserve (Fed) yang kurang dovish, mendorong dolar AS ke level tertinggi sejak akhir Mei. Indeks dolar AS saat ini bertahan di sekitar level 100.10. Hal ini, pada gilirannya, dianggap sebagai faktor kunci yang menekan harga logam kuning yang tidak menghasilkan imbal hasil.

Seain itu, sentimen positif secara umum di pasar ekuitas juga diyakini menjadi faktor lain yang melemahkan permintaan terhadap emas sebagai aset safe-haven. Namun, para trader tampak masih sangat berhati-hati dan hanya wait-n-see bagaimana hasil rilis laporan Nonfarm Payrolls (NFP) AS untuk September tertunda sebagai peunjuk arah baru. Secara fundamental kehati-hatian pasar menahan pergerakan bullion untuk perpanjangan rebound minggu ini dari level di bawah batas psikologis 4.000.

Ekspektasi dovish Terhadap The Fed Mendorong Kenaikan Dolar AS

Risalah pertemuan FOMC tanggal 28-29 Oktober, yang dirilis pada Rabu, memang menunjukkan para pertemuan banyak yang mendukung penurunan suku bunga. Sementara beberapa pembuat kebijakan menentang keputusan tersebut, sambal memperingatkan bahwa pemotongan suku bunga lebih lanjut berisiko memperkuat inflasi.

Pandangan hawkish itulah yang memaksa investor mengurangi harapan mereka bahwa bank sentral AS akan menurunkan biaya pinjaman lagi pada Desember. Tak ayal, hal ini mendorong dolar AS terbang ke level tertinggi sejak akhir Mei selama sesi Asia pada Kamis dan memberikan tekanan emas yang tidak menghasilkan imbal hasil.

Para pelaku pasar kini mengalihkan konsentrasi mereka pada rilis tertunda laporan Nonfarm Payrolls (NFP) AS untuk September yang tertunda, yang dijadwalkan dirilis hari ini, di tengah tanda-tanda melemahnya pasar tenaga kerja. Data ini memainkan peran kunci dalam mempengaruhi nilai dolar AS untuk jangka pendek dan memberikan petunjuk baru bagi emas.