Euro melemah terhadap dolar AS pada pekan ini setelah sebelumnya mencatat kenaikan selama tiga hari beruntun yang sempat membawa EURUSD naik kembali di atas level 1.1600. Data Keyakinan Konsumen Zona Euro yang relatif stabil, ditambah dengan penguatan tipis dolar AS dari level terendahnya, membuat mata uang bersama tersebut bergerak korektif. Sentimen pasar masih dibayangi ekspektasi kuat mengenai pemotongan suku bunga The Fed, yang seharusnya dapat menahan laju penguatan Greenback.
EURUSD terlihat mencatat penurunan moderat menjelang pertengahan sesi Eropa, diperdagangkan di kisaran 1.1580 setelah gagal bertahan di atas 1.1600 pada Kamis pagi. Data Keyakinan Konsumen Zona Euro tidak memberikan kejutan berarti bagi investor, meskipun pasar tetap yakin bahwa Federal Reserve akan melonggarkan kebijakan moneternya lebih lanjut—sebuah faktor yang mestinya menekan dolar AS.
Pada awal sesi Eropa, Survei Keyakinan Konsumen GfK Jerman untuk Desember tercatat membaik ke -23,2 dari -24,1 pada November. Namun, dampaknya terhadap pergerakan Euro cenderung minimal karena pasar lebih fokus pada prospek kebijakan bank sentral.
Dari sisi Amerika Serikat, data ekonomi yang dirilis Rabu menunjukkan pesanan barang tahan lama tumbuh lebih tinggi dari perkiraan, sementara klaim pengangguran mingguan mengalami penurunan. Meskipun demikian, laporan tersebut tidak mengubah ekspektasi bahwa The Fed kemungkinan besar akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Desember.
Selain itu, kabar mengenai Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih, Kevin Hassett—yang dikenal mendukung pelonggaran kebijakan moneter dan disebut sebagai kandidat pengganti Jerome Powell ketika masa jabatannya berakhir pada Mei—semakin memperkuat spekulasi bahwa bank sentral dapat menerapkan dua hingga tiga kali pemotongan suku bunga tambahan pada 2026.
Volume perdagangan diperkirakan tetap rendah pada Kamis akibat libur Thanksgiving di AS. Di Eropa, risalah terbaru rapat kebijakan moneter Bank Sentral Eropa (ECB) berpotensi memberi petunjuk tambahan bagi prospek pergerakan Euro, terutama terkait kesiapan ECB merespons perlambatan inflasi dan aktivitas ekonomi.




