Harga emas masih kesulitan menutupi penurunan tajam yang terjadi pada perdagangan awal pekan, meski sempat mencatat kenaikan tipis pada sesi sebelumnya. Pergerakan emas masih didukung oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga AS serta meningkatnya ketegangan geopolitik. Namun, menjelang libur Tahun Baru, pasar cenderung berhati-hati karena potensi aksi ambil untung dan penyesuaian portofolio masih membayangi.
XAUUSD saat ini diperdagangkan di kisaran 4.347. Harga sempat menguat dan membentuk level tertinggi intraday di 4.373 setelah berhasil menembus area 4.350 pada perdagangan Asia, Rabu. Secara tahunan, emas telah mencatat kenaikan sekitar 65 persen dan berpeluang mencatatkan kenaikan tahunan terbesar sejak 1979.
Penguatan harga logam mulia ini didukung oleh proyeksi pasar terkait pemotongan suku bunga AS lebih lanjut pada 2026 oleh Federal Reserve (The Fed). Suku bunga yang lebih rendah menurunkan biaya peluang kepemilikan emas, sehingga meningkatkan daya tarik aset safe haven yang tidak memberikan imbal hasil tersebut. Selain itu, konflik berkepanjangan antara Israel dan Iran, serta meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Venezuela, turut menopang permintaan emas.
Meski demikian, potensi kenaikan harga emas masih menghadapi sejumlah tekanan. Peningkatan persyaratan margin kontrak berjangka emas dan perak oleh Chicago Mercantile Exchange (CME) Group berpotensi memicu aksi ambil untung dan rebalancing portofolio. Selain itu, kabar mengenai kemajuan dalam perundingan damai Ukraina juga dapat menekan minat terhadap aset safe haven.
Pelaku pasar kini menanti rilis data Klaim Pengangguran Awal AS yang dijadwalkan pada Rabu sore. Jumlah klaim diperkirakan naik moderat menjadi 220.000 untuk pekan yang berakhir 27 Desember, dibandingkan 214.000 pada pekan sebelumnya. Perdagangan diperkirakan berlangsung dengan volume terbatas seiring mendekatnya libur Tahun Baru.




