Harga Emas Masih di Level Tertinggi 2 Pekan

0
65

JAVAFX – Harga emas masih di level tertinggi 2 pekan pada perdagangan kemarin yang bisa bertahan untuk di level tinggi setelah Presiden Trump akan mengurangi defisit anggarannya dengan China.

Dalam perdagangannya kemarin tersebut, emas sempat mengalami aksi ambil untungnya setelah the Fed menaikkan suku bunganya dan mengeluarkan maklumat dari Jerome Powell sebagai ketua the Fed bahwa di tahun ini akan ada kenaikan suku bunga 2 kali lagi dan di 2019 serta 2020 juga ada kenaikan suku bunga kembali.

Nada dovish diungkapkan oleh Powell dan ini berita bagus bagi emas bahwa the Fed tidak akan menaikkan suku bunganya dengan agresif. Seperti kita ketahui bahwa dengan kenaikan suku bunga, maka ini merupakan kabar buruk. Begitu pula bank sentral Inggris yang kemarin juga tidak merubah kebijakan moneternya, sehingga sedikit membantu emas untuk pulih lagi.

Alhasil hal ini membuat harga emas kontrak Juni di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup menguat $7,40 atau 0,56% di level $1334,30 per troy ounce. Sedangkan harga perak kontrak Mei di Comex ditutup melemah $0,04 atau 0,27% di level $16,38 per troy ounce.

Suku bunga the Fed memang naik 25 basis poin dari 1,5% menjadi 1,75% di pertemuan the Fed kali ini, namun pasar emas langsung bereaksi positif ketika Presiden Trump menandatangani paket deregulasi fiskal yang baru, berupa pembatasan impor dari China senilai $60 milyar dengan menggunakan dasar UU Perdagangan AS pasal 301 tahun 1974, di mana Trump mengedepankan tentang perlindungan hak intelektual yang telah banyak dicuri oleh pihak China.

Pihak China pun langsung bereaksi untuk memberikan tindakan balasan terhadap kebijakan proteksi dari AS tersebut dengan cara ingin memblokade produk-produk pertaniannya ke AS. Kondisi ini tentu membawa dampak akan terjadinya perang dagang dan bukan berita bagus bagi greenback sehingga menimbulkan safe haven.

Emas sendiri masih cukup yakin untuk menguat setelah kebijakan fiskal Trump terus merongrong kekuatan dolar AS. Apalagi ada pengurangan defisit AS dengan China senilai $60 milyar tentunya akan memukul perekonomian China itu sendiri, di mana China merupakan importir terbesar di dunia untuk produk emas. Korelasinya bahwa jika defisit perdagangan diberlakukan Presiden Trump, maka yang pasti pendapatan China akan turun disertai pula daya beli konsumen China akan turun, disinilah sisi impor emas China juga kemungkinan besar akan turun pula dan bisa membatasi gerak positif emas.

Untuk perdagangan di bursa saham Wall Street mengalami pelemahannya di mana bursa Dow turun 2,93%. Sedangkan untuk indeks dolar atau Dixie mengalami penguatannya sebesar 0,14% di level 89,805. Sepanjang hari ini, data ekonomi penting yang bisa dilihat dan mempengaruhi pergerakan emas adalah inflasi Jepang dan Kanada serta data pesanan barang tahan lama AS.
Penulis: Adhi Sunadhi
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, BBC
Sumber gambar: Reuters