Harga Minyak Bergerak Ringan Jelang Data Baker Hughes

0
45

JAVAFX – Harga minyak bergerak ringan jelang data Baker Hughes pada menjelang akhir pekan ini, dimana seakan memberi peringatan bahwa tren harga bisa berubah mengejutkan nanti malam.

Sebab, pada hari ini harga minyak sudah naik lebih dari 5% didukung oleh beberapa kegiatan seperti pasca meeting JMMC di Rusia dan turunnya persediaan minyak pemerintah AS selama 4 minggu berturut-turut.

Pekan ini Energy Information Administration juga melaporkan bahwa persediaan minyak pemerintah AS masih mengalami penurunan kembali di minggu lalu sehingga dalam 4 minggu terakhir secara berurutan mengalami penurunan.

EIA melaporkan bahwa stok minyak turun 7,2 juta barel, persediaan bahan bakar juga turun 1,9 juta barel dan minyak destilasi persediaannya turun 453 ribu barel.

EIA juga mencatat bahwa produksi minyak AS sedikit menurun 19 ribu barel perhari menjadi total 9,41 juta barel perhari.

Beberapa pihak masih tetap kuatir dengan membaiknya harga minyak tersebut, dimana kebiasaan dari pihak AS bahwa bila harga naik maka produksi minyak AS akan makin meninggi, terbukti dengan pernyataan EIA malam tadi, bahwa penurunan persediaan tersebut hanya larena pengurangan impor minyak AS dan bukan karena produksi yang berkurang banyak.

Faktor taking profit sesaat ini membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak September di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara bergerak melemah tipis $0,04 atau 0,08% di level $49,00 per barel.

Sedangkan minyak jenis Brent kontrak September di pasar ICE Futures London untuk sementara menguat $0,24 atau 0,47% di harga $51,73 per barel.

Sepanjang perdagangan tahun ini, harga minyak dunia secara umum telah menurun hampir 10%, dimana ini disebabkan adanya persaingan diantara produksi minyak AS dengan pemangkasan produksi minyak OPEC, yang menurut kami kondisi ini bisa berlanjut hingga OPEC dan 10 negara produsen minyak non-OPEC untuk mengevaluasi kembali komitmen pemangkasan produksi minyak pada pertemuan selanjutnya 30 November.

Sebelumnya perdagangan minyak meroket dimana datang dari dukungan hasil pertemuan para menteri anggota OPEC dan non-OPEC yang ikut serta dalam komitmen pemangkasan produksi minyak 1,8 juta barel perhari di St Petersburg Rusia.

Pertemuan JMMC menghasilkan hal yang positif seperti pihak Arab Saudi yang bersedia mengurangi ekspor minyaknya menjadi 6,6 juta barel perhari atau lebih rendah 1 juta barel perhari mulai pengiriman bulan Agustus nanti.

Sedangkan Nigeria juga telah bersedia untuk membatasi produksi minyaknya tidak lebih dari 1,8 juta barel perhari, sebuah angka yang telah disepakatinya ketika penandatanganan komitmen pemangkasan produksi minyak 30 November tahun silam.

Libya pun juga ikut membatasi produksinya bila kapasitas 1,6 juta barel perhari sudah tercapai.

Selain itu, kondisi produksi Venezuela sebesar 2 juta barel perhari nampaknya akan terganggu setelah terjadinya mogok nasional selama 2 hari menuntut presiden Nicola Meduro untuk mundur dan segera melakukan pemilu lagi.

Pihak AS sendiri telah menunda membayarkan milyaran dolar untuk impor minyaknya dari Venezuela.

Harga minyak sedang menantikan data Baker Hughes nanti malam tentang jumlah rig yang aktif di minggu lalu.

Bila makin besar maka minyak bisa dalam tekanan lagi. Namun diharapkan investor bahwa harga minyak tetap berada di sekitaran level tertinggi 8 pekannya.

Sumber berita: Bloomberg, Investing, MarketWatch, Reuters
Sumber gambar: CNN Indonesia