Inflasi inti di Tokyo tercatat melambat pada Desember, terutama karena tekanan kenaikan harga makanan mulai berkurang. Meski begitu, tingkat inflasi ini masih berada di atas target 2% Bank of Japan (BoJ), berdasarkan data yang dirilis Jumat. Kondisi tersebut tetap membuka peluang bagi BoJ untuk kembali menaikkan suku bunga.
Data ini sejalan dengan pandangan BoJ bahwa inflasi inti kemungkinan akan turun di bawah 2% dalam beberapa bulan ke depan seiring meredanya tekanan biaya. Namun, inflasi diperkirakan akan naik kembali setelah didorong oleh permintaan masyarakat, sehingga mendukung kebijakan kenaikan suku bunga lanjutan.
Meski demikian, sejumlah analis mengingatkan adanya risiko pelemahan yen yang berkepanjangan. Jika yen terus melemah, perusahaan bisa kembali menaikkan harga barang, yang berpotensi memicu inflasi jangka panjang akibat kenaikan biaya produksi. Hal ini dapat mendorong BoJ untuk menaikkan suku bunga lebih cepat.
Indeks Harga Konsumen (IHK) inti Tokyo, yang tidak memasukkan harga makanan segar yang mudah berfluktuasi, naik 2,3% secara tahunan pada Desember. Angka ini lebih rendah dibandingkan perkiraan pasar sebesar 2,5% dan melambat dari kenaikan 2,8% pada November.
Perlambatan inflasi ini sebagian disebabkan oleh efek perbandingan dari lonjakan biaya utilitas tahun lalu. Selain itu, tekanan dari kenaikan harga makanan—yang sebelumnya menjadi pendorong utama inflasi—juga mulai berkurang.
Sementara itu, indeks inflasi Tokyo yang tidak memasukkan makanan segar dan bahan bakar, yang menjadi indikator inflasi berbasis permintaan bagi BoJ, naik 2,6% pada Desember. Angka ini turun dari 2,8% pada November. Data tersebut akan menjadi bahan pertimbangan BoJ dalam rapat kebijakan pada 22–23 Januari mendatang, bersamaan dengan rilis proyeksi pertumbuhan ekonomi dan inflasi terbaru.
Pekan lalu, Bank of Japan menaikkan suku bunga ke level 0,75%, yang merupakan level tertinggi dalam 30 tahun. Langkah ini menandai upaya BoJ mengakhiri kebijakan stimulus moneter besar-besaran yang telah berlangsung selama beberapa dekade, sekaligus menunjukkan keyakinan bahwa Jepang menuju inflasi 2% yang berkelanjutan.
Gubernur BoJ Kazuo Ueda menyatakan bahwa bank sentral siap untuk kembali menaikkan suku bunga jika kondisi ekonomi terus membaik, terutama dengan dukungan kenaikan upah yang kuat. Ia menegaskan bahwa perekonomian Jepang saat ini menunjukkan kemajuan yang stabil dalam mencapai target inflasi secara berkelanjutan.

