Profil Singkat Kevin Hassett si Calon Ketua Fed yang baru
Nama Lengkap : Kevin Hassett lahir 20 Maret 1962 di Greenfield, Massachusetts, AS.
Pendidikan : Gelar PhD di bidang ekonomi dari University of Pennsylvania.
Karier akademis : pernah bekerja sebagai ekonom di dewan riset The Fed (Board of Governors) di era 1990-an.
Karier kebijakan:
- Pernah menjabat sebagai Ketua Council of Economic Advisers (CEA) di pemerintahan
sebelumnya.
- Kini menjabat sebagai Direktur National Economic Council (NEC) di pemerintahan
sekarang.
Di antara reputasinya sebagai ekonom konservatif dengan latar belakang riset dan keterlibatan di think-tank, serta pengalaman dalam formulasi kebijakan fiskal dan regulasi. Secara keseluruhan, Hassett bukan pendatang baru: dia punya latar riset, pengalaman di The Fed, dan sudah lama berkecimpung dalam kebijakan ekonomi nasional — faktor yang membuatnya dianggap “siap pakai” jika ditunjuk sebagai Ketua The Fed.
Mengapa Ia Dianggap Calon Terkuat?
Sejak pertengahan 2025, berbagai media dan sumber di Washington menempatkannya sebagai front-runner untuk menggantikan jabatan Ketua Fed yang akan kosong pada Mei 2026.
Alasan utamanya: kedekatan ideologis dan politik dengan presiden saat ini — artinya kebijakan moneter di era baru bisa lebih sinkron dengan kebijakan ekonomi eksekutif.
Dia juga punya rekam jejak kritis terhadap kebijakan suku bunga rendah saat sebelumnya, dan mendesak pemangkasan suku bunga secara lebih agresif dibanding kebijakan saat ini.
Pandangan & Orientasi Kebijakannya — Jika Dia Menjadi Ketua The Fed
Berdasarkan pernyataan publik, rekam jejak, dan latar belakangnya, berikut gambaran bagaimana kebijakan The Fed bisa berubah jika Hassett terpilih:
✅ Kecenderungan terhadap Pemotongan Suku Bunga (Dovish / Pro-Growth)
Hassett telah menyatakan bahwa dia “akan memotong suku bunga sekarang juga” jika dia sudah menjadi Ketua Fed — bahkan ketika data pekerjaan menunjukkan penguatan.
Banyak analis menilai pengangkatannya sebagai sinyal bahwa The Fed akan bergerak ke arah pelonggaran moneter (interest-rate cuts) ketimbang dogmatic pada inflasi, dengan kemungkinan suku bunga jangka pendek turun lebih cepat.
✅ Jika suku bunga turun, secara teori ini akan mendukung pertumbuhan ekonomi — tapi juga berisiko menimbulkan inflasi lebih tinggi di kemudian hari.
Dolar AS (USD) berpotensi tertekan lebih lemah
Harga emas (GOLD) cenderung bullish, bisa cetak rekor diatas $5000 pada tahun depan




