Keputusan OPEC+ Mendorong WTI Kembali Mendekati $59

0
19
Minyak Mentah

Langkah OPEC+ yang menyepakati mekanisme baru untuk menilai kapasitas produksi para anggotanya memicu rebound harga minyak WTI hingga mendekati level $60. Organisasi negara-negara pengekspor minyak dan sekutunya, termasuk Rusia, juga memutuskan mempertahankan tingkat pasokan mulai kuartal pertama 2026, sehingga memperkuat sentimen positif di pasar energi. Ekspektasi kebijakan dovish dari Federal Reserve turut menambah optimisme terhadap prospek permintaan minyak global.

Pada sesi perdagangan Asia, Senin, kontrak berjangka West Texas Intermediate (WTI) di NYMEX naik sekitar 1,7% dan berada di kisaran $59,30. Para pelaku pasar kembali memburu minyak setelah OPEC+ sepakat untuk menghentikan rencana peningkatan produksi pada awal 2026.

Selain itu, OPEC+ juga merumuskan mekanisme penilaian kapasitas produksi maksimum sebagai dasar penetapan baseline produksi baru mulai 2027. Mekanisme ini akan menjadi acuan dalam menentukan target produksi setiap anggota ke depan, sebagaimana diberitakan oleh Reuters.

Meski demikian, sepanjang tahun ini harga minyak masih tertekan karena negara-negara OPEC+ telah menambah pasokan sekitar 2,9 juta barel per hari (bpd) sejak April 2025. Penundaan peningkatan produksi kali ini muncul di tengah upaya Amerika Serikat yang tengah bekerja untuk meredakan konflik antara Rusia dan Ukraina.

Di sisi lain, meningkatnya ekspektasi pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve pada pertemuan kebijakan yang akan datang menjadi faktor pendukung tambahan. Penurunan suku bunga dipandang dapat menguatkan prospek permintaan energi. Berdasarkan CME FedWatch, peluang The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin ke kisaran 3,50%–3,75% pada Desember mencapai 87,4%.