Harga emas mengalami koreksi ringan pekan lalu setelah sebelumnya mencatat penguatan yang solid. Pergerakan tersebut mencerminkan fase konsolidasi dengan bias negatif, di tengah sikap pasar yang optimistis namun hati-hati menjelang keputusan kebijakan Federal Reserve pada minggu ini.
Mengawali perdagangan Asia awal pekan, XAUUSD bergerak naik perlahan dan tetap berada pada kisaran yang stabil. Sentimen utama yang menopang emas adalah ekspektasi kuat bahwa The Fed akan mulai memangkas suku bunga, dengan probabilitas yang diperkirakan mendekati 90%. Antisipasi ini menurunkan biaya peluang memegang emas dan memperkuat permintaan terhadap aset safe-haven.
Di sisi lain, penguatan Dolar AS masih menahan laju kenaikan emas. Indeks Sentimen Konsumen Universitas Michigan (UoM) naik menjadi 53,3 pada Desember, melampaui perkiraan dan menunjukkan peningkatan optimisme konsumen. Data ini turut mengangkat Dolar AS dan menekan emas dalam jangka pendek.
Faktor Fundamental: Inflasi, Tenaga Kerja, dan Prospek Kebijakan
Meski inflasi AS masih di atas target 2%, pelemahan pasar tenaga kerja dalam data terbaru membuka ruang bagi kebijakan moneter yang lebih longgar. The Fed diperkirakan mempertimbangkan pemangkasan suku bunga sebesar 0,25% pada pertemuan pekan ini. Jika terwujud, langkah tersebut berpotensi memberikan dukungan tambahan terhadap emas.
Selain faktor makro AS, meningkatnya pembelian emas oleh bank sentral global—terutama Tiongkok—juga menjadi pendorong kenaikan harga emas dunia. Bank Sentral Tiongkok (PBoC) kembali menambah cadangan emas untuk bulan ke-13 berturut-turut. Kenaikan ini mencerminkan strategi diversifikasi yang terus berlanjut dan memberikan fondasi permintaan yang kuat bagi emas.
Reli Dolar AS umumnya memberikan tekanan pada komoditas berdenominasi greenback, termasuk emas. Ketika dolar menguat, emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain sehingga dapat menurunkan permintaan. Namun, dinamika dolar menjelang FOMC cenderung dipengaruhi oleh ekspektasi kebijakan—sehingga setiap perubahan nada Fed dapat berdampak langsung pada logam mulia ini.
Outlook
Keputusan The Fed dalam beberapa hari ke depan kemungkinan besar akan menjadi penggerak utama arah harga emas. Jika bank sentral memilih mempertahankan suku bunga tetapi memberi isyarat bahwa pemangkasan masih ada di depan mata, pasar biasanya merespons dengan cukup positif. Dalam skenario seperti itu, emas cenderung bergerak stabil atau perlahan menguat karena pelaku pasar merasa “jalan menuju pelonggaran” tetap terbuka.
Sebaliknya, kalau Fed menahan suku bunga namun dengan nada yang lebih hawkish—misalnya menegaskan inflasi belum cukup jinak atau memberi sinyal penundaan pemangkasan—dolar AS bisa kembali menguat. Imbal hasil obligasi pun biasanya ikut naik, dan kondisi seperti ini kerap membatasi pergerakan emas karena investor lebih memilih aset berimbal hasil.
Tetapi bila Fed benar-benar mengambil langkah pertama untuk memangkas suku bunga, situasinya bisa berubah jauh lebih positif untuk emas. Penurunan suku bunga biasanya membuat dolar melemah dan biaya peluang memegang emas jadi lebih rendah. Kombinasi ini kerap mendorong minat investor dan membuka peluang bagi emas untuk masuk ke fase kenaikan yang lebih solid dalam beberapa pekan ke depan.




