Pekan Yang Buruk, Data Tenaga Kerja AS Gagal Topang Pemulihan Emas

0
21

Harga emas masih tertekan meski laporan NFP AS yang umumnya positif meredam ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed. Tetapi kekhawatiran pasar terhadap kondisi ekonomi AS ternyata membatasi kenaikan dolar dan turun dari level tertinggi dalam beberapa bulan dan mendukung komoditas. Suasana risiko yang melemah turut membatasi kerugian untuk XAUUSD.

XAUUSD tampaknya tidak memiliki kekuatan yang cukup besar untuk mempertahankan momentum di sesi Asia pada Jumat dalam upaya pulih dari penurunan di pekan ini. Harga emas terus menunjukkan sinyal buruk di tengah sentimen pasar yang campur aduk. Peluang pemangkasan suku bunga lagi oleh Federal Reserve (Fed) pada Desember semakin menurun setelah rilis laporan Nonfarm Payrolls (NFP) AS September pada Kamis yang beragam. Hal ini dianggap sebagai faktor utama yang melemahkan permintaan terhadap bullion yang tanpa imbal hasil.

Sementara di sisi lain, dolar AS yang mengalami koreksi pasca rilis data NFP AS dan masih dalam tren penurunan untuk hari kedua setelah sempat sentuh level tertinggi sejak Mei, gagal dimanfaatkan oleh XAUUSD bahkan mungkin haus bersiap menghadapi penurunan lagi di sesi akhir pekan ini

Penurunan indeks dolar AS ini terjadi di tengah kekhawatiran tentang melemahnya momentum ekonomi akibat penutupan pemerintah AS terlama dalam sejarah. Selain itu, sentimen lemah di pasar ekuitas secara umum menjadi angin segar bagi emas sebagai aset safe-haven.

Pada Kamis, Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) merilis laporan Nonfarm Payrolls yang sangat dinantikan, yang menunjukkan ekonomi terciptanya sebanyak 119.000 lapangan pekerjaan baru AS pada September. Angka ini mengikuti penurunan 4.000 yang direvisi dari 22.000 pada laporan yang tercatat pada Agustus dan melampaui perkiraan pasar sebesar 50.000.

Komponen laporan tenaga kerja AS kemarin juga menunjukkan bahwa inflasi upah tahunan, yang diukur berdasarkan perubahan Upah Rata-Rata Per Jam, tetap stabil di 3,8% per tahun, dengan perkiraan sebelumnya 3,7%. Data ini membantu menyeimbangkan efek negatif dari kenaikan tingkat pengangguran dari 4,3% menjadi 4,4% dan mengonfirmasi ekspektasi Federal Reserve yang kurang dovish.

Sebelumnya, bullion yang sempat rebound di sesi Kamis harus kembali menelan pil pahit, setelah notulen FOMC Oktober yang kurang dovish pada Rabu, menunjukkan bahwa anggota tetap terbagi tentang langkah kebijakan suku bunga selanjutnya. Menurut alat FedWatch CME Group, probabilitas pemotongan suku bunga lagi oleh Federal Reserve AS pada Desember kini turun menjadi sekitar 35%.

Tak dapat dihindari lagi, meredup ekspektasi pemotongan suku bunga Fed ini menjadi faktor utama di balik kenaikan dolar AS ke level tertinggi sejak akhir Mei dan terus menjadi hambatan bagi emas yang tidak menghasilkan imbal hasil selama sesi Asia pada Jumat, meskipun Indeks dolar mengalami koreksi untuk hari kedua. Namun, sentimen risiko global yang rapuh dapat membantu membatasi penurunan bagi logam mulia yang dianggap aman.

Para pelaku pasar kini mengalihkan fokus mereka pada rilis data PMI AS yang dipercepat dan revisi Indeks Sentimen Konsumen Universitas Michigan. Selain itu, pidato dari anggota FOMC yang berpengaruh akan dipantau untuk petunjuk lebih lanjut tentang jalur pemotongan suku bunga, yang dapat memberikan dorongan baru bagi USD dan pasangan XAUUSD.