Potensi Perang Dagang Masih Hambat Gerak Naiknya Harga Emas

0
77

JAVAFX – Potensi perang dagang masih hambat gerak naiknya harga emas pada perdagangan hari ini di mana potensi munculnya aksi jual kembali memang masih terlihat, dengan mulai munculnya pengaruh dari potensi rencana naiknya suku bunga the Fed dan tensi perang dagang yang masih memanas.

Seperti kita ketahui bahwa di perdagangan sebelumnya, kondisi greenback memberikan tekanannya kepada emas, sehingga hal ini membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $7,70 atau 0,63% di level $1215,50 per troy ounce.

Seperti kita ketahui bahwa pada perdagangan akhir pekan lalu, harga emas sempat mengalami membaik seiring greenback yang terbatas penguatannya juga. Kurang bagusnya data pekerja dan data aktivitas jasa AS membuat harga emas sempat membaik di akhir pekan lalu. Namun memasuki perdagangan awal pekan kemarin, sisi jualnemas kembali muncul karena beberapa faktor.

Faktor pertama adalah tensi perang dagang AS dengan China. Lalu rencana sanksi ekonomi AS ke Iran, di mana kesemuanya membentuk aksi safe haven dolar kembali muncul ke permukaan pasar perdagangan membuat harga logam terkesan tidak menarik lagi.

Pemberi ruang penrurunan harga emas juga masih karena perubahan pandangan ekonomi dari bank sentral AS menjadi beberapa penyebab harga emas kedepannya bisa tertahan kenaikannya. The Fed menekankan bahwa kondisi tenaga kerja dan aktivitas ekonomi AS terasa lebih kuat daripada sebelumnya dan diperkirakan ruang kenaikan suku bunga bisa dilakukan pada rapat selanjutnya. Isyarat kuat inilah yang akan selalu menahan jalan kenaikan emas lagi.

Diperkirakan harga emas bisa ke level $1200 per troy ounce pada September nanti dengan perkiraan juga bisa ke $1300 pada tahun selanjutnya jika masalah kenaikan suku bunga the Fed sedikit hilang.

Harga emas sempat menciptakan level terendah tahun ini lagi namun berubah ke sisi yang positif pekan lalu, ketika ada dukungan dari pasar yang seringkali melepas kepemilikan dolar nya jika potensi perang dagang yang sempat mereda waktu itu. Namun sayangnya pasca pertemuan Trump dengan Juncker, situasi perang tarif dengan China malah lebih panas seiring rencana kenaikan tarifnya.

Setelah Trump akan menaikkan tarifnya kepada China, pihak China pun sepertinya juga menyiapkan tindakan balasan dengan tarif baru $60 milyar, sehingga situasi ini makin panas. Kondisi ini tentu tidak positif bagi emas hari ini, ini karena pasar menganggap bahwa perang tarif telah membuat pasar ekuitas AS atau Wall Street terus membaik namun pasar ekuitas China atau pasar saham Shanghai terus anjlok, menandakan arah pergerakan safe haven dolar akan berlaku.

Sebetulnya sisi perang dagang yang mendatangkan inflasi kadang akan membuat dampak kurang bagus ke emas karena ketika inflasi meninggi, investor melihat kenaikan suku bunga the Fed makin mudah naik sehingga ini jalan buruk bagi emas. Apalagi sanksi ekonomi ke Iran akan segera berlaku, di mana beberapa pengamat memperkirakan jika sanksi jatuh maka harga minyak bisa naik ke level $90 per barel lagi, yang artinya inflasi makin tinggi.

(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi