Seberapa Kuat Emas Pulih Dan Lanjutkan Tren Bearish Mingguan?

0
22
Emas Gold

Harga emas kembali menguat di awal sesi Asia, Jumat, setelah sempat terseret turun dari level tertinggi tiga minggu pada perdagangan Kamis. Pelaku pasar terlihat meningkatkan sikap risk-off, sementara dolar AS yang melemah memberi ruang bagi XAUUSD untuk bangkit.

Di awal sesi akhir pekan ini, XAUUSD bergerak di rentang 4.205 – 4.198, naik dibanding pembukaan di sekitar 4.171. Sehari sebelumnya, emas sempat menyentuh 4.245 per troy ounce, level tertinggi sejak tiga minggu terakhir, sebelum terkoreksi dan bergerak liar di area 4.200, lalu meluncur hingga 4.145.

Turunnya emas pada Kamis terjadi bersamaan dengan lanjutan pelemahan indeks dolar AS. Padahal, kabar bahwa pemerintah AS kembali beroperasi setelah disahkannya aturan pendanaan hingga 30 Januari seharusnya memberi sentimen positif bagi dolar. Namun pasar justru fokus pada tekanan di Wall Street, yang memunculkan kekhawatiran baru. Indeks dolar pun berakhir melemah di 99.03 dari 99.44.

Di sisi ekuitas, bursa AS kompak tertekan. Dow Jones mundur sekitar 400 poin dari rekor barunya, sementara Nasdaq Composite memimpin pelemahan dengan penurunan 1,76%, dipicu aksi jual di sektor teknologi yang dinilai mulai terlalu mahal. Tekanan di pasar saham ini kembali mengalirkan dana ke aset aman, mendukung pergerakan emas di pengujung pekan.

Fokus pelaku pasar kini beralih ke rilis data ekonomi AS yang tertunda selama 43 hari akibat penutupan pemerintahan. Data-data ini akan sangat menentukan arah kebijakan The Fed pada Desember. Peluang pemotongan suku bunga kembali menyempit setelah Ketua Jerome Powell menegaskan bahwa keputusan tersebut “tidak boleh dianggap remeh.”

Sejumlah komentar hawkish dari pejabat The Fed memperkuat pandangan itu. Pernyataan dari Presiden Fed St. Louis Alberto Musalem, Presiden Fed Cleveland Beth Hammack, dan Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari memberi sinyal bahwa ruang pelonggaran kebijakan masih sangat terbatas, mengingat inflasi tetap tinggi di sekitar 3%. Sikap mereka langsung mendorong lonjakan imbal hasil Treasury, yang sempat menekan harga emas.

Di sisi lain, investor juga memanfaatkan momentum untuk mengambil keuntungan setelah emas menguat empat hari beruntun. Meski begitu, permintaan aset aman dan pelemahan dolar yang berkelanjutan tetap menjadi bantalan utama bagi emas memasuki akhir pekan.

Ketidakpastian atas laporan tenaga kerja September, disertai kemungkinan ketiadaan rilis data tenaga kerja dan inflasi untuk Oktober, membuat pasar semakin waspada. Minimnya kepastian ini menegaskan bahwa arah kebijakan The Fed masih terbuka lebar—dan selama ketidakjelasan itu berlanjut, emas berpeluang tetap menjadi instrumen lindung nilai utama.