USDJPY kembali melemah setelah Bank of Japan (BoJ) memberikan sinyal kelanjutan pengetatan kebijakan moneter hingga 2026. Hal ini tercermin dalam Ringkasan Opini BoJ yang menunjukkan meningkatnya dukungan anggota dewan terhadap kenaikan suku bunga secara bertahap. Di sisi lain, pasar juga bersikap hati-hati menjelang rilis Notulen Rapat FOMC bulan Desember, yang berpotensi menekan dolar AS.
Setelah menguat moderat pada Jumat lalu, USDJPY saat ini melemah di sekitar level 156,20, turun dari pembukaan awal pekan di 156,46. Pasangan mata uang safe haven ini bahkan sempat menyentuh level terendah intraday di 156,05.
Pelemahan USDJPY terjadi setelah Ringkasan Opini dari pertemuan kebijakan BoJ bulan Desember memperkuat ekspektasi bahwa normalisasi kebijakan moneter akan berlanjut hingga 2026. Sikap ini mendukung stabilisasi Yen Jepang, menjaga tekanan naik pada imbal hasil obligasi pemerintah Jepang (JGB), serta mengurangi risiko perubahan kebijakan secara tiba-tiba.
Dalam ringkasan tersebut, salah satu anggota BoJ menekankan pentingnya menaikkan suku bunga secara bertahap agar kebijakan tidak tertinggal dari dinamika ekonomi. Anggota lain menyoroti suku bunga riil Jepang saat ini termasuk yang terendah di dunia, sehingga kenaikan suku bunga dinilai perlu untuk meredam risiko inflasi yang dipicu oleh fluktuasi nilai tukar.
USDJPY juga tertekan oleh melemahnya dolar AS di tengah berlanjutnya proyeksi pemotongan suku bunga dua kali oleh Federal Reserve (Fed) pada 2026. Ini membuat pelaku pasar akan fokus pada Notulen Rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Desember yang akan dirilis Selasa, guna mendapat gambaran jelas mengenai perdebatan internal kebijakan dan arah outlook moneter Fed ke depan.
The Fed menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan di Desember, membawa kisaran target suku bunga acuan di 3,50%–3,75%. Secara keseluruhan, Fed telah memangkas suku bunga sebesar 75 bps sepanjang 2025 di tengah perlambatan pasar tenaga kerja dan inflasi yang masih berada di atas target.
Berdasarkan CME FedWatch Tool, probabilitas suku bunga dipertahankan pada pertemuan Januari mencapai 81,7%, meningkat dari 77,9% pada pekan sebelumnya. Sementara itu, peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps turun menjadi 18,3% dari 22,1%.




