Ekonomi China Anjlok Pasca Dirilis Data Output Industri

0
64

JAVAFX – Pada hari Kamis (14/11), Output industri China menunjukkan pertumbuhan yang melambat untuk di bulan Oktober lalu karena melemahnya permintaan global dan domestik serta terbebani oleh isu perang dagang yang masih berlanjut antara Amerika Serikat-China sehingga membuat ekonomi terbesar kedua dunia itu melemah.

Menurut data yang dirilis dari Biro Statistik Nasional pada hari Kamis waktu setempat menunjukkan Produksi industri naik 4,7% tahun ke tahun di bulan Oktober, di bawah perkiraan median pertumbuhan sebesar 5,4%.

Beberapa indikator menunjukkan sektor-sektor lain juga melambat secara signifikan dengan pertumbuhan penjualan ritel kembali mendekati level terendah dalam 16 tahun dan pertumbuhan investasi aset masih berada dizona yang paling lemah dalam catatan.

Data ekonomi yang mengecewakan menambah kasus bagi Beijing untuk menggelar dukungan baru bagi perekonomian setelah pertumbuhan ekonomi China melambat ke laju paling terlemahnya dalam hampir tiga dekade pada kuartal ketiga ketika perang dagang dengan Amerika Serikat yang memanas menghantam produksi pabrik.

Aktivitas luas di sektor manufaktur China tetap lemah dengan data menunjukkan produksi pabrik turun pada laju tercepat mereka dalam lebih dari tiga tahun pada Oktober.

Indeks Manajer Pembelian (PMI) resmi China juga menunjukkan aktivitas di sektor pabrik tetap berkontraksi selama enam bulan berturut-turut dalam sebulan.

Pada hari Rabu kemarin, Dewan Negara China mengatakan Beijing akan menurunkan persyaratan rasio modal minimum untuk beberapa proyek investasi infrastruktur.

Ekonom Capital Economics China Martin Lynge Rasmussen menjelaskan bahwa “Harus diakui, optimisme seputar kesepakatan perdagangan fase satu antara AS-China dapat memberikan dorongan untuk investasi perusahaan dalam waktu dekat. Tetapi bahkan jika kesepakatan kecil disepakati dalam beberapa bulan mendatang, ini hanya akan memungkinkan fokus bergeser ke masalah yang lebih sulit sehingga yang kami pikir pada akhirnya akan menyebabkan pada perdagangan yang macet”.

Data lain pada hari Kamis menunjukkan pertumbuhan investasi properti China dalam 10 bulan pertama di tahun 2019 yang melambat dari tahun ke tahun.

Perang tarif antara Cina dan Amerika Serikat memberikan pukulan keras bagi permintaan global dan mengganggu rantai pasokan serta meningkatkan pasar keuangan. Sementara beberapa tanda kemajuan baru-baru ini dalam negosiasi perdagangan antara negara-negara adikuasa telah menghibur para investor, para pejabat dari kedua belah pihak sejauh ini menghindari komitmen tegas untuk mengakhiri perselisihan mereka.

Ketidakpastian itu terus membebani produsen dan buku pesanan mereka.

Data Kamis juga menunjukkan investasi aset tetap, pendorong utama pertumbuhan ekonomi, tumbuh 5,2% dari bulan Januari-Oktober, jika dibandingkan dengan pertumbuhan yang diharapkan sebesar 5,4%. Pertumbuhan ekonomi pada bulan Januari-Oktober termasuk pertumbuhan yang terendah sejak rekor pada 1996.

Investasi aset tetap sektor swasta, yang menyumbang 60% dari total investasi negara, tumbuh 4,4% pada Januari-Oktober. Penjualan ritel naik 7,2% dari tahun ke tahun di bulan Oktober, masih jauh dari pertumbuhan yang diharapkan sebesar 7,9% dan menyamai pertumbuhan terendah lebih dari 16 tahun di bulan April.