Emas Diperkirakan Masih Dalam Tekanan, Tunggu BoJ Meeting

0
84

JAVAFX – Analisa fundamental di hari Kamis(21/9/2017), emas diperkirakan masih dalam tekanan, tunggu BoJ meeting yang akan menentukan suku bunganya nanti siang mengikuti perkembangan hasil meeting the Fed dini hari tadi.

Secara umum dolar AS masih dapat menguat kembali dengan rencana masih naiknya suku bunga the Fed akhir tahun ini sekali lagi serta akan berkurangnya defisit neraca bank sentral mulai bulan depan hingga akhir tahun depan, membuat investor masih suka mengambil dolar AS dan melepas emas. Namun sejauh ini emas sendiri masih bertahan diatas level psikologis $1300 pertroy ounce.

Seperti kita ketahui pada perdagangan kemarin, secara umum emas dalam tekanan karena faktor akan naiknya suku bunga the Fed sehingga membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $6,10 atau 0,47% di level $1304,50 per troy ounce. Untuk harga perak kontrak Desember di Comex ditutup melemah $0,06 atau 0,37% di level $17,22 per troy ounce.

Faktor hasil meeting the Fed ini kemungkinan masih akan berpengaruh hingga nanti siang jelang BoJ akan menentukan juga suku bunganya siang nanti. Diperkirakan bahwa bank sentral Jepang tersebut masih akan menahan tingkat suku bunga negatifnya dan kemungkinan juga akan menaikkan target inflasi dan pertumbuhannya, bila ini terjadi maka yen dan emas bisa sedikit memberikan perlawanannya.

Namun situasi politik Jepang masih membuat BoJ berpikir ulang untuk merubah suku bunganya, dimana seperti kita ketahui PM Shinzo Abe memajukan jadwal pemilihan umum Jepang sebelum akhir tahun ini, dimana hal ini dilakukan untuk mendapatkan legitimasi kekuasaannya. Sempat membuat gaduh, sehingga semua strategi bank sentral kemungkinan harus merubahnya agar ekonomi Jepang tidak gaduh juga.

Dolar AS sendiri sepertinya masih nyaman positif dan emas sepertinya juga akan melanjutkan pelemahannya, karena faktor the Fed ini yang akan mengurangi $10 milyar defisit neraca perbulannya, membuat efek ekonomi AS yang akan semakin kokoh di masa depan.

Ini terbukti bahwa efek ke bursa saham sebagai pelaku ekonomi sebenarnya di lapangan, langsung merespon positif terhadap langkah the Fed tersebut, dimana kombinasi antara perbaikan defisit neraca bank sentral dengan reformasi pajak, dapat dipercaya akan mendongkrak ekonomi AS melaju kencang setidaknya di awal tahun depan. Persiapan tersebut juga terbukti dengan tetap dijadwalkannya kenaikan suku bunga 3 kali pertahunnya di tahun ini dan tahun depan.

Sumber berita: Reuters, MarketWatch, Investing, Bloomberg
Sumber gambar: Business Insider