Emas Rentan ke Area 1800-an, Jika Data CPI AS Perkuat Sikap Hawkish Fed

0
76

Aberrasi inflasi dapat memperkuat sikap hawkish Fed dan dapat menguatkan Dolar Amerika.

Emas kesulitan untuk pulih dari penurunan di sesi perdagangan kemarin, diperdagangkan di bawah level 1.910 dan berpotensi menuju level psikologis 1.900 setelah hanya mengalami kenaikan kecil atas penurunan ringan Dolar AS di awal perdagangan sesi Asia. Tetapi rebound Dolar AS membuat logam mulia itu harus menangguhkan upayanya untuk pulih.

Emas menghadapi tantangan atas kehati-hatian pasar menjelang rilis data inflasi dari AS Serikat yang akan dirilis nanti pada sesi AS dan diperkirakan akan menunjukkan kenaikan bulanan sebesar 0,5%, dari laporan bulan sebelumnya sebesar 0,2%. Angka CPI inti, yang tidak termasuk harga makanan dan energi yang fluktuatif, diperkirakan tetap stabil pada 0,2%. Sementara inflasi tahunan diperkirakan akan kembali meningkat menjadi 3.6% dari laporan sebelumnya 3.2%.

Laporan inflasi kali ini dapat memberikan petunjuk tren inflasi ekonomi AS secara keseluruhan dan dapat memengaruhi sentimen pasar serta keputusan investor pada logam mulia yang berdenominasi dolar AS. Investor telah mempertimbangkan kemungkinan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) oleh Federal Reserve (Fed) dalam pertemuan November atau Desember.

Dengan latar belakang fundamental tersebut, Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga yang lebih tinggi dalam jangka waktu yang lama. Inflasi yang lebih tinggi dapat memperkuat sentimen hawkish, yang dapat menguatkan dolar AS dan menekan harga emas. Greenback diperkirakan masih akan tetap kuat yang didukung oleh terus meningkatnya aktivitas ekonomi AS.

Proyeksi dan keyakinan pasar atas sikap hawkish The Fed yang diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama ditambah dengan Aberasi angka inflasi, dalam laporan CPI AS kali ini, juga berpotensi memperkuat sikap hawkish Fed. Imbasnya akan semakin mendukung yield obligasi AS untuk terus menguat yang saat ini bertahan di atas angka 4% dan terus menguatkan Dolar AS.

Fokus yang tertuju pada rilis data Inflasi konsumen (CPI) AS membuat investor masih akan berhati-hati menjelang rilis data tersebut. Jika data CPI bulanan AS meningkat lebih tinggi atau sesuai dengan ekspektasi pasar maka akan membuat dolar AS menguat dan akan menekan dolar AS. Sebaliknya, jika angka Inflasi tersebut lebih lemah dari perkiraan akan membuat dolar AS akan melemah. Namun, penurunan dolar AS akan sesaat, karena dengan kenaikan yang lebih lemah dari ekspektasi akan semakin memperkuat proyeksi the Fed akan mempertahankan suku bunga yang lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.