Faktor Pemicu Bullish Trend Gold Tahun 2020

0
191

Sebagaimana kita ketahui, Gold atau emas adalah merupakan suatu asset aman atau di sebut sebagai sebagai Safe Havens. Sebutan ini berlaku untuk Gold karena asset ini paling di cari oleh investor ketika terjadi suatu krisis ekonomi global yang menyebabkan runtuhnya bursa saham di berbagai negara terutama bila krisis tersebut terjadi di negara Amerika sebagai negara yang ekonominya nomer satu terbesar dan Cina yang perekonomian negaranya terbesar kedua di dunia.

Ketika terjadi krisis ekonomi di Amerika pada tahun 2008, Gold akhirnya menjadi alternatif investasi di tengah begitu banyaknya perusahaan-perusahaan Amerika yang ambruk dan juga bursa saham yang merosot tajam. Gold naik dari level 800-an dolar AS di tahun 2008 hingga mencapai level tertingginya yang menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah di level 1920.80 pada tahun 2011. Seiring membaiknya perekonomian Amerika Serikat, Gold akhirnya melemah kembali.

Namun di tahun 2020 ini, nampaknya Gold akan kembali melesat naik menuju arah mendekati level tertinggi di tahun 2011 kembali. Apakah yang kirakira dapat menjadi pemicu menguatnya Gold di tahun 2020 ?

Berikut ini faktor pemicu yang dapat menyebabkan kenaikan Gold di tahun 2020 :

  1. Virus Covid-19

Virus Corona yang hampir sama dengan virus SARS di Cina dan virus MERS di Timur Tengah muncul pertama kali di kota Wuhan, Cina pada bulan Desember 2019. Semenjak kemunculannya hingga sekarang, virus Corona Covid-19 telah menginfeksi 95.332 orang, dan yang meninggal adalah 3285. Virus ini telah menyebar dan menyerang 84 negara dan juga 1 kasus isolasi ada di kapal pesiar Diamond Princess yang berlabuh di Pelabuhan Yokohama, Jepang.  WHO telah mengumukan kondisi darurat atas penyebaran virus Covid-19 ini. Akibat penyebaran virus ini, timbul kekhawatiran akan terjadinya perlambatan ekonomi global karena terhambatnya laju perekonomian dunia, di mulai dari Cina yang perekonomiannya terbesar kedua di dunia, telah mengalami perlambatan ekonomi yang cukup signifikan.  Hal ini telah membuat Gold terus menguat sejak Desember 2019 hingga hari ini dari level 1464.01 ke level tertingginya di bulan Februari 2020 di level 1689.21.

  1. Kebijakan The Fed

Semakin bertambahnya Negara yang terinfeksi oleh virus Corona telah memaksa The Fed mengumumkan lebih cepat kebijakan pemotongan suku bunganya sebesar 50 bps dari <1.75% ke <1.25%. Keputusan ini cukup mengejutkan karena masih jauh dari pertemuan FOMC yang di jadwalkan tanggal 17-18 Maret 2020. Langkah yang di lakukan The Fed ini di pandang perlu karena semakin bertambahnya Negara-negara yang terinfeksi virus corona menjadi 77 negara dan saat ini bahkan semakin bertambah menjadi 84 negara.

Ada kemungkinan dalam rapat FOMC tanggal 17-18 Maret 2020 ini The Fed akan kembali merilis kebijakan moneter lanjutan. Kebijakan The Fed berikutnya kemungkinan besar akan memberikan stimulus dengan pembelian obligasi pemerintah yang di namakan Quantitative Easing (QE). Jika hal ini terjadi, maka hal ini sama seperti kebijakan bank sentral Amerika saat mengatasi krisis ekonomi di tahun 2008. Saat kebijakan penurunan suku bunga dan quantitative easing di lakukan di masa terjadinya krisis ekonomi tahun 2008 di Amerika tersebut telah membuat Gold naik dari 800-an dolar AS ke 1920.80.

  1. Kondisi perpolitikan di Amerika

Tahun 2020 adalah tahun politik di Amerika di mana akan diadakan pemilihan Presiden AS yang di prediksi berlangsung sengit. Saking sengitnya, sempat berlangsung agenda untuk melakukan pemecatan terhadap Presiden Trump karena dianggap menyalahgunakan kekuasaan untuk mendeskreditkan saingan utamanya, Joe Biden. Setelah lolos dari pemecatan di Senat AS, persaingan antar keduanya semakin kuat. Trump sekalipun dianggap kontroversial tapi di dukung banyak oleh para petani. Kebijakan Trump beberapa kali mendongkrak nilai Gold terkait kebijakan perang dagangnya dengan Cina. Bisa saja selain kebijakannya (misalnya mengenai kebijakan kesepakatan dagang tahap kedua denganCina), apa yang dia katakan dalam kampanyenya dapat mendongkrak harga emas juga.

  1. BREXIT dan kebijakan Uni Eropa

Pasca Brexit, pemerintah Inggris dan Uni Eropa masih membicarakan kesepakatan-kesepakatan dagang dan keuangan. Dalam pembicaraan ini, jika pasar melihat perundingan berjalan tidak mulus maka pasar akan merespon negatif. Kebijakan moneter BOE dan kebijakan fiskal Inggris juga di pantau pasar terkait menjaga kestabilan ekonomi dan moneter di Inggris pasca Brexit.

Keempat hal ini layak untuk di pantau oleh para pelaku pasar karena di prediksi dapat membuat Gold terus menguat menuju level  tertinggi di tahun 2012 di level 1795.75 hingga level tertinggi di tahun 2011 di level 1920.80.