Harga Emas di Ujung Pelemahannya

0
63

JAVAFX – Analisa fundamental hari Jumat(4/8/2017), harga emas tengah di ujung pelemahannya alias akan mengalami tekanan yang begitu besar hari ini menjelang data tenaga kerja AS yang akan rilis nanti malam.

Seperti kita ketahui bahwa sudah lebih dari seminggu ini kenaikan emas sendiri kurang begitu impresif dimana sandungan rally emas ini antara kecurigaan investor terhadap fokus kerja the Fed ataukah taktik agar harga emas tidak terlalu mahal.

Bahkan beberapa waktu lalu, pola trading safe haven emas muncul lagi ketika menegangnya kondisi geopolitik sejak peluncuran uji coba rudal Korea Utara di akhir pekan lalu. Sontak akibat aksi tersebut telah membuat emas sangat diuntungkan.

Di sisi lain, ketidakpastian terhadap situasi politik AS juga telah membantu sisi beli emas.

Pada minggu lalu juga terdapat pergerakan yang positif, akan tetapi sebetulnya emas sendiri mencoba bertahan ditengah gempuran dari sebelumnya kuatnya data pertumbuhan ekonomi AS.

Laporan fundamental tersebut meliputi data pasar perumahan, data keyakinan konsumen dan data pesanan barang AS dengan hasil yang memuaskan.

Meski semalam data ISM jasa sebetulnya tidak baik dibandingkan periode sebelumnya, hal tersebut belum mampu membatasi penurunan emas kemarin.

Namun indikasi bertahan dan tetap di level penguatannya muncul ketika investor berpikir lagi bahwa the Fed telah menyatakan bahwa masalah defisit neraca $4,5 trilyun akan segera dimulai untuk dikurangi setidaknya pada September nanti.

Perbaikan ini salah satunya dengan mengurangi kepemilikan surat hutang the Fed yang dilepas kembali ke publik dengan cara lelang.

Di bulan September nanti, pelelangan obligasi diawali dengan nilai sebesar $10 milyar perbulan, setelah itu dilanjutnya $50 milyar per 3 bulan.

Langkah ini diperkirakan akan terus dilakukan juga di tahun 2018 mendatang. Dengan adanya rencana penyusutan neraca ini, maka telah membagi fokus the Fed dari kenaikan suku bunga.

Bentuk perjuangan selanjutnya adalah menciptakan situasi dolar AS yang harus melemah, atau meng-undervalue mata uangnya, dengan tujuan meningkatkan kemampuan neraca pembayarannya dan meningkatkan ekspor AS.

Pada perdagangan kemarin, emas terkesan dalam tekanan meski data AS buruk, sehingga harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $4,00 atau 0,31% di level $1268,40 per troy ounce.

Untuk harga perak kontrak September di Comex ditutup melemah $0,08 atau 0,50% di level $16,65 per troy ounce.

Data ISM jasa yang turun cukup besar mengindikasikan bahwa situasi ekonomi AS tidak akan memanas di kemudian hari.

Pertanda juga bahwa data nonfam payroll atau NFP AS juga tidak akan mencapai 200 ribu orang diluar sektor pertanian, tetapi tingkat pengangguran atau unemployment rate masih bisa membaik di angka 4,3% karena klaim pengangguran AS masih stabil dibawah angka 250 ribu.

Situasi tidak menguntungkan ini tentu akan menjadi tanda tanya besar dimana kesempatan kenaikan suku bunga the Fed di tahun ini tidak lebih dari 50%, dikarenakan situasi politik yang belum stabil dan fokus kerja the Fed yang beralih ke perbaikan neracanya.

Faktor impor emas India di semester pertama tahun ini patut juga dipikirkan investor emas. Sebab, kuota impor emas India sudah melewati volume tahun lalu, sehingga dapat dipastikan impor di sisa tahun ini akan mengecil dan tentu pula permintaan berkurang sehingga dapat membuat harga emas bergerak diskonto.

Sepanjang kuartal pertama tahun ini, permintaan emas dunia telah turun 14%.

 

Sumber berita: Reuters, Marketwatch, Investing
Sumber gambar: Financial Review