Harga Emas Gagal Lewati Level Psikologis $1300 Pertroy Ounce

0
130

JAVAFX – Berita komoditas di hari Jumat(13/10/2017), harga emas gagal lewati level psikologis $1300 pertroy ounce pada perdagangan kemarin namun masih di wilayah yang positif meskipun data-data ekonomi AS menunjukkan masa-masa pemulihan pasca badai di September lalu.

Klaim pengangguran mingguan AS mengalami penurunan kembali dari 258 ribu klaim menjadi 243 ribu klaim perminggunya, mendekati angka psikologis 230 ribu klaim. Turunnya klaim tersebut menandakan bahwa lambat laun masa pemulihan pasca badai kemungkinan besar akan dicapai di minggu depan, sehingga menandakan bahwa nonfarm payroll nantinya juga akan normal lagi dan pasar tenaga kerja AS tambah mengetat.

Data inflasi produsen juga mengalami peningkatan dari melaju 0,2% menjadi 0,4% perbulannya, sedangkan laju inflasi produsennya berada di angka 2,6% meningkat dari 2,4% di Agustus lalu, sedikit dibawah angka tertinggi 2012 di 2,8%. Peningkatan angka inflasi produsen ini disebabkan oleh meningkatnya harga bahan bakar, sekaligus menandakan bahwa inflasi konsumen kemungkinan juga akan naik.

Situasi di Catalonia juga turut membantu sedikit terhadap penguatan emas karena sebagai pelindung nilai sementara ketika keamanan berusaha sedang terganggu. PM Spanyol Manoj Rajoy memberi waktu seminggu bagi Catalunya untuk menghapus penawaran kemerdekaannya ke pemerintah Spanyol.

Faktor inilah yang sedikit banyak membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup menguat $7,00 atau 0,54% di level $1295,90 pertroy ounce. Untuk harga perak kontrak Desember di Comex ditutup menguat $0,14 atau 0,80% di level $17,27 pertroy ounce.

Sejauh ini, gagalnya rally emas semalam masih sedikit diatas harga tertinggi 2 minggu lalu di $1296 pertroy ounce dengan bentuk sebuah jawaban bahwa kondisi non-ekonomi bisa merubah segala bentuk perhitungan fundamental ekonomi. Namun banyak pihak sendiri menyatakan bahwa sejauh ini level harga emas masih terus dibawah $1300 pertroy ounce karena hadangan akan muncul dari pergerakan suku bunga the Fed.

Dini hari, paparan hasil Fed meeting sudah menampakkan bahwa suku bunga di akhir tahun bisa naik. Beberapa anggota rapat juga melihat masalah badai merupakan hambatan pertumbuhan jangka pendek, sehingga pasar tenaga kerja masih ketat hingga akhir tahun. Anggota sangat kuatir dengan ketatnya tenaga kerja ini bila the Fed masih menahan suku bunga rendahnya, karena dapat berdampak kurang stabilnya kemampuan bank sentral dalam menghadang sebuah gejolak ekonomi yang mungkin sewaktu-waktu akan datang, demikian hasil Fed minutes tersebut.

Namun faktor tarik ulur karena inflasi AS yang belum 2%, membuat investor yakin bahwa suku bunga the Fed baru naik awal tahun depan.

Sejauh ini pula yang membawa bursa saham Wall Street mengalami penurunan dimana DowJones spot ditutup turun 0,10%. Sedangkan indeks dolar atau Dixie naik 0,1% di angka 93,060. Sepanjang hari ini ada data-data ekonomi yang penting diperhatikan seperti neraca perdagangan China, inflasi AS, penjualan AS, sentimen Michigan dan rapat tahunan IMF.

Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, BBC
Sumber gambar: CNN Money