Harga Emas Lanjutkan Sisi Belinya di Akhir Pekan

0
76

JAVAFX – Harga emas lanjutkan sisi belinya di akhir pekan perdagangan kali ini dengan dukungan disaat Semenanjung Korea yang tetap memanas dan sedang harap-harap cemas menantikan data inflasi AS nanti malam.

Situasi panasnya suhu di Korea membuat investor mengambil inisiatif dengan langkah mengamankan portfolio investasinya mengingat situasi keamanan yang berpotensi terganggu kemungkinan besar akan membawa dampak yang kurang optimal bagi jalannya roda ekonomi dunia.

Kondisi geopolitik yang masih menegang ini membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara bergerak menguat $4,10 atau 0,32% di level $1288,20 per troy ounce. Untuk harga perak kontrak September di Comex untuk sementara bergerak menguat $0,07 atau 0,41% di level $17,14 per troy ounce.

Diketahui bahwa Korea Utara telah berhasil membuat bahan senjata nuklir yang kecil untuk dipanggul oleh rudal jarak menengah yang dapat menjangkau jarak jauh, dan dipelajari oleh Pyongyang bahwa pihaknya akan menyerang pangkalan militer AS di Guam yang berada di Samudera Pasifik menggunakan rudal tersebut.

Saling mengintimidasi tersebut menjadikam investor merasa kuatir terhadap keamanan investasinya sehingga untuk sementara investor pasar komoditi dunia mengalihkan portfolio investasinya ke emas, yen dan Swiss franc. Hingga sore ini kondisi tersebut masih belum mereda.

Hingga saat ini, sebetulnya emas masih bertahan di level tingginya dengan dorongan dari rencana the Fed yang akan mengurangi defisit neracanya dengan cara mulai mengurangi kepemilikan surat hutangnya dan kemungkinan besar masih memikirkan inflasi yang tetap rendah sehingga diperkirakan tahun ini suku bunga the Fed tidak akan dinaikkan lagi.

Pergerakan positif dari logam mulia ini merupakan bentuk aksi beli tipis-tipis yang terlihat sesaat sebagai dampak kekuatiran tingkat tinggi dari investor emas setelah pergerakan beberapa pekan lalu yang penguatannya seakan tertahan akibat dari situasi tenaga kerja AS yang masih ketat, sehingga investor bimbang apakah emas masih dapat mendekati level psikologis $1300an hingga akhir pekan ini.

Namun sebelum benar-benar perang meletus, maka fokus data hari ini yaitu data inflasi AS. Seperti kita ketahui bahwa masalah inflasi AS yang rendah telah mampu mengorek-ngorek hati investor dunia sejak FOMC meeting bulan Juni lalu dikala Janet Yellen menyatakan bahwa kondisi tenaga kerja yang ketat membuat dirinya yakin bahwa the Fed masih bisa menaikkan suku bunga dengan tetap waspada tingkat inflasinya.

Disini kita bisa menengok kebelakang bahwa the Fed memang masih atraktif untuk menaikkan suku bunganya, namun sayang tingkat inflasi yang masih rendah justru menjadi bumerang dengan suku bunga yang tinggi karena dapat menimbulkan daya beli yang anjlok. Inilah yang membuat the Fed mulai berpikir untuk memperbaiki neracanya terlebih dahulu agar mempunyai simpanan yang besar untuk melakukan intervensi pasar bila terjadi penurunan daya beli tersebut.

Bila data nanti malam membaik, maka ada upaya perbaikan dari dolar AS itu sendiri, namun dengan catatan bahwa tensi Korea tidak lebih memanas lagi.

Sumber berita: Reuters, Investing, Kitco, Bloomberg, MarketWatch
Sumber gambar: Yahoo Finance