Harga Emas Makin Menguat Didorong Panasnya Semenanjung Korea

0
566

JAVAFX – Harga emas makin menguat didorong panasnya Semenanjung Korea pada perdagangan kemarin seakan menginspirasi kepada investor bahwa harga emas harusnya terus mendekati ke level psikologisnya di $1300 per troy ounce dan merupakan wujud kesadaran investor terhadap reformasi pajak serta makin tidak kondusifnya situasi di Korea tersebut.
Setelah suku bunga the Fed dinaikkan pertengahan bulan ini namun emas terus berusaha untuk mengurangi sisi pelemahan ke sisi positif dalam beberapa hari perdagangan ini dimana penguatan emas sepanjang tahun sudah lebih dari 14% meskipun ada 3 kali kenaikan suku bunga the Fed. Namun secara keseluruhan juga harga emas masih turun sekitar 3% dari level tertingginya di tahun ini yaitu dari level $1360 per troy ounce.
Keputusan dari House of Representative pekan lalu bahwa RUU pajak bisa diloloskan sebagai UU pajak yang baru, membuat investor masih terus menumpuk emasnya karena mereka melihat bahwa investasi berbasis dolar AS makin mempunyai resiko yang besar dengan adanya pemotongan pajak tersebut.
Hal inilah yang sedikit banyak membuat harga emas kontrak Februari di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup menguat $9,10 atau 0,71% di level $1287,90 per troy ounce. Untuk harga perak kontrak Maret di Comex ditutup menguat $0,18 atau 1,10% di level $16,63 per troy ounce.
Situasi pembahasan reformasi pajak AS di beberapa waktu yang lalu memang sangat menguras tenaga dan pikiran investor, namun semakin lama investor semakin sadar bahwa revisi pajak tersebut merupakan kegiatan yang kurang lazim ketika kondisi ekonomi AS sedang membaik. Hal ini banyak dipertanyakan investor dimana sisi defisit anggaran akan melebar $1,5 trilyun per tahunnya di kala ekonomi sedang membaik dan hal ini tentu membebani postur belanja dari Trump. Maka biaya hutang pemerintah makin berat dan ini tidak bagus bagi kemampuan kinerja ekonominya.
Di akhir pekan lalu, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan sanksi baru kepada Korea Utara akibat dari masih membandelnya Pyongyang ini yang terus mengembangkan senjata nuklirnya. PBB melarang 90% ekspor minyak dunia ke Korea Utara disertai dengan pelarangan pengiriman uang yang berasal luar negeri ke dalam negeri tersebut. Pihak Korea Utara rupanya kesal dengan upaya AS dan sekutunya yang terus menekan Pyongyang dan usaha tersebut sebagai usaha menjatuhkan harga diri dan martabat serta kedaulatan negara. Pyongyang memutuskan bahwa pihaknya akan terus mengembangkan senjata nuklirnya.
Nah semalam pihak AS menambahkan sebuah sanksi baru ke Korea Utara dengan membidik 2 ahli nuklir Korea sehingga hal ini menambah situasi safe haven emas yang lebih kental.
Untuk perdagangan di bursa saham Wall Street semalam juga mengalami pelemahannya dimana bursa DowJones ditutup melemah 0,1%. Sedangkan untuk indeks dolar atau Dixie mengalami pelemahannya sebesar 0,11% di level 93,240. Sepanjang hari ini, data ekonomi penting yang bisa dilihat dan mempengaruhi pergerakan emas adalah sentimen konsumen AS.
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, BBC
Sumber gambar: Wall Street Journal