Harga Emas Masih di Level Terendah 3 Pekannya

0
58

JAVAFX – Berita emas di hari Jumat(2/3/2018), harga emas masih di level terendah 3 pekannya pada perdagangan kemarin yang merupakan awal perdagangan bulanan setelah Powell memberikan testimoni yang kedua dengan rasa sedikit dovish terhadap dolar AS dan beberapa data ekonomi AS yang membaik namun terbantu oleh kebijakan fiskal Trump.

Dalam perdagangan kemarin, emas sempat bertahan dari gempuran jual berkat dorongan dari investor yang akan menantikan testimoni bagian kedua dari Powell yang baru diselenggarakan malamnya. Namun kecenderungan jegatif berlangsung sejak pagi hingga malam, apalagi ada testimoni Powell yang kedua dan data-data ekonomi AS yang membaik.

Hal ini membuat harga emas kontrak April di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $0,30 atau 0,02% di level $1317,60 per troy ounce. Sedangkan harga perak kontrak Mei di Comex ditutup menguat $0,08 atau 0,51% di level $16,4o per troy ounce.

Harga emas mengalami tekanannya ketika wakil ketua the Fed, Randal Quarles yang menyatakan bahwa tingkat inflasi AS akan segera menuju target 2% dan pertumbuhan ekonomi AS masih akan tumbuh secara berkelanjutan sehingga kenaikan suku bunga masih sangat diperlukan dengan cara bertahap.

Investor makin yakin emas bisa terdesak setelah Powell menyinggung bahwa suku bunga alan naik bertahap, namun dirinya optimis bahwa kenaikan suku bunga tersebut tidak akan membawa AS ke dalam jurang krisis keuangan dan ekonomi baru.

Powell juga menyinggung laju inflasi di mana dirinya menyatakan bahwa kondisi inflasi yang meninggi membuat semua anggota the Fed mempunyai pandangan terhadap keinginan untuk menaikkan suku bunga secara bertahap, di mana sekarang ini bermunculan anggapan bahwa suku bunga bisa naik 4 kali atau paling sedikit adalah 3 kali. The Fed sendiri juga melihat bahwa sisi pertumbuhan ekonomi AS juga beranjak membaik dan tinggal melihat apakah produktivitas di AS masih bisa tumbuh berkelanjutan di tahun ini.

Namun semalam Powell mengungkapkan nada yang sedikit dovish dan menyatakan bahwa kenaikan upah belum tentu mendorong inflasi dan lapangan kerja belum tentu terus mengetat pula. Namun data klaim pengangguran mingguan menurun lagi, mencapai rekor terbaik sejak 1969, menandakan bahwa lapangan kerja AS makin mengetat.

Core PCE yang merupakan data inflasi the Fed juga naik dan aktivitas manufaktur ISM juga makin ekspansif, yang merupakan pertanda bahwa inflasi dan pertumbuhan AS makin melaju. Sayangnya kebijakan fiskal Trump mengenai kenaikan tarif bea impor membuat emas sedikit melawan karena investor khawatir dengan akan turunnya aktivitas dan produktivitas AS.

Untuk perdagangan di bursa saham Wall Street mengalami pelemahannya di mana bursa Dow turun 1,70%. Sedangkan untuk indeks dolar atau Dixie mengalami pelemahannya sebesar 0,41% di level 90,277. Sepanjang hari ini, data ekonomi penting yang bisa dilihat dan mempengaruhi pergerakan emas adalah data tenaga kerja Jepang, PM Theresa May dan Gubernur BoE Mark Carney berbicara serta sentimen Michigan.

Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, BBC
Sumber gambar: Wall Street Journal