Harga Emas Masih Terkoreksi Dikala Pasar Menghadapi Black Friday

0
4315

JAVAFX – Berita komoditas di hari Jumat(24/11/2017), harga emas masih terkoreksi dikala pasar menghadapi Black Fiday pada perdagangannya sore akhir pekan ini. Sementara situasi aksi ambil untung memang sedang berlanjut kembali setelah mengalami penguatan yang hampir 1% di Rabu lalu ketika investor melihat Fed minutes yang membuat mereka harus melakukan beli emas dengan volume besar kala itu.

Sejauh ini pula emas sendiri bergerak agak tipis sisi negatifnya sebagai bentuk mengambil aksi ambil untung lanjutannya kembali setelah di perdagangan kemarin mengalami pelemahan tipis yang cenderung ragu melihat kondisi keraguan the Fed dalam menentukan langkah kenaikan suku bunganya di tahun depan dikala pasar keuangan AS dan Jepang. Seperti pasar komoditas di Tokyo dan Chicago merupakan 2 dari 3 pasar utama emas dunia selain London, sehingga membuat pasar lebih menahan rasa beli dan memberikan rasa aman dengan menjual portfolionya sesaat saja.

Tarik-ulur reformasi pajak juga sedang terjadi di pekan ini dan semalam Trump sendiri memberikan himbauan kepada parlemen AS agar memberikan hadiah besar di akhir tahun ini dengan persembahan pajak yang baru. Selain itu, sisi negatif emas ini juga ditengarai oleh turun tajamnya saham-saham di China karena Beijing mengeluarkan kebijakan baru terhadap pembatasan pembeliaan obligasi pemerintah demi mencegah pembengkakan tingkat hutang China.

Alhasil membuat harga emas kontrak Februari di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara bergerak melemah $1,30 atau 0,10 di level $1295,50 pertroy ounce. Untuk harga perak kontrak Maret di bursa untuk sementara bergerak melemah $0,02 atau 0,09% di level $17,20 pertroy ounce.

Hasil Fed minutes sebelumnya membuat tabir kekuatiran pejabat-pejabat the Fed tentang masa depan inflasi AS makin terkuak bahwa inflasinya masih bisa turun. Situasi inflasi ini memang membuat langkah the Fed untuk menaikkan suku bunganya seakan-akan ada ruang penghalang yang cukup besar, bahkan ketua Janet Yellen pun menghimbau kepada para penerusnya agar tetap waspada terhadap kesulitan naiknya angka inflasi AS tersebut.

Memang jadi pelik ketika laju PDB berlawanan arah dengan inflasi, sementara suku bunga sendiri jadi atau tidaknya kenaikannya tergantung kepada kedua data tersebut, PDB dan CPI, yang idealnya bergerak beriringan seirama ke atas, maka bank sentral akan mudah memutuskan kenaikan tersebut.

Dari hasil Fed minutes, dapat ditelaah bahwa kenaikan suku bunga the Fed akan sangat berhati-hati di masa depan, demikian ungkap sebagian besar pengamat, kecuali the Fed memutuskan mengurangi target angka inflasi maka kenaikan suku bunga masih akan atraktif.

Sumber berita: Reuters, Investing, Kitco, Bloomberg, BBC
Sumber gambar: BBC