Harga Emas Menguat Jelang Data Inflasi AS

0
188

JAVAFX – Harga emas menguat jelang data inflasi AS pada perdagangan sore hari ini dimana terdapat aksi beli lanjutan dan masih tetap bertahan di atas level psikologis $1300 per troy ounce dan diharapkan ada dorongan sentimen investor yang positif yang dibantu akan memburuknya data ekonomi AS nanti malam.
Hal inilah yang membuat harga emas kontrak Februari di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex sementara menguat $7,20 atau 0,54% di level $1329,70 per troy ounce. Untuk harga perak kontrak Maret di Comex ditutup menguat $0,16 atau 1,02% di level $17,13 per troy ounce.
Kondisi penguatan emas kali ini seolah menggambarkan kondisi investor yang tidak takut terhadap munculnya beberapa data fundamental ekonomi AS yang dirilis sejak awal tahun ini dimana sebagian besar data ekonomi AS tersebut, hasilnya banyak yang tidak sesuai dengan harapan investor sehingga kenaikan suku bunga the fed makin dipertanyakan kesungguhannya.
Data inflasi produsen mengalami saat-saat yang tidak kengjntungkan bagi usaha the Fed yang ingin target inflasi 2% nya segera terwujud. Inflasi produsen AS mengalami penurunan sehingga perkiraan pasar bahwa inflasi konsumen AS yang akan rilis nanti malam juga akan melemah lagi, sehingga sejak semalam sisi beli emas terus terjadi.
Klaim pengangguran mingguan AS juga terus meningkat di saat kondisi cuaca di AS memang sedang tidak bersahabat bagi ekonominya juga sehingga aktivitas bisnisnya sedang mengalami hambatan. Dikhawatirkan bahwa tingkat pengangguran di periode Januari ini akan mengalami kenaikan yang disebabkan aktivitas bisnis sedang menurun, dan ini merupakan berita bagus bagi emas.
Masalah kenaikan suku bunga Kanada dan Inggris yang diperkirakan bisa terjadi dalam waktu dekat tentu membuat selera beli emas sangat terbatas akhir-akhir ini. Kemungkinan BoC akan menaikkan suku bunganya di bulan ini, the Fed mungkin Maret dan BoE mungkin di kuartal kedua tahun ini. Dan Jepang diperkirakan pada awal tahun depan atau akhir tahun ini dengan potensi penghapusan paket stimulus yang akan dilakukan dalam waktu 6 bulan kedepan. Mendengar kenaikan suku bunga atau penurunan paket stimulus, maka ini bukan berita bagus bagi emas.
Data neraca perdagangan China mengalami tambahan surplusnya sehingga ini pertanda bahwa geliat ekonomi di Negeri Tirai Bambu tersebut akan bagus pada kuartal pertama ini. Selain itu jelang Lunar Year atau Tahun Baru China, didukung pula oleh data ekonomi tersebut, maka kemampuan belanja China diperkirakan akan mengalami kenaikan yang pesat sehingga sisi beli emas masih bisa terjaga hingga perayaan tersebut berlangsung.
Emas hari ini menantikan data inflasi produsen dan penjualan eceran AS, bila kedua data tersebut membaik, maka emas akan kembali ke sisi jualnya.
Sumber berita: Reuters, Investing, Kitco, Bloomberg, BBC
Sumber gambar: BBC