Harga Emas Menguat Setelah Yield Obligasi AS Turun

0
31

Emas menguat pada hari Selasa (03/05/2022), setelah ada penurunan tipis dalam yield obligasi dan dolar AS. Para investor berusaha mengantisipasi kenaikan suku bunga agresif dari Federal Reserve yang diyakini akan diumumkan paska pertemuan kebijakan dua hari mereka. Harga emas di bursa berjangka telah menyentuh $1.849,90 terendah sejak 16 Februari meski ditutup dengan naik 0,4% pada $1,870,60 per ounce.

Emas mengalami penurunan secara signifikan karena kurva imbal hasil telah bergerak naik. Hari ini sedikit penurunan dalam imbal hasil mendukung harga emas. Emas telah cukup dihargai dalam serangkaian langkah kebijakan yang cukup agresif untuk pertemuan Fed. Imbal hasil Treasury 10-tahun AS mundur dari level 3% pada hari Selasa. Sementara itu, indeks dolar turun 0,3%, membuat emas batangan lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Diyakini bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada akhir pertemuan dua hari pada hari Rabu untuk mengendalikan inflasi yang melonjak, sementara komentar Ketua Jerome Powell akan dipindai untuk sinyal lebih lanjut tentang kenaikan suku bunga. Sementara emas dianggap sebagai lindung nilai inflasi, suku bunga yang lebih tinggi mengangkat biaya peluang memegang emas batangan dengan hasil nol.

Jika pertemuan FOMC lebih hawkish, emas bisa turun ke level yang ditunjukkan oleh imbal hasil riil. Namun, pertemuan dovish atau eskalasi dalam ketegangan geopolitik atau ketakutan inflasi dapat mendorong emas kembali ke $1.900/oz. Dolar yang lebih tinggi tajam terhadap rupee India dan renminbi China, dimana merupakan asal para pembeli emas fisik terbesar di dunia dapat memicu periode yang menantang untuk emas, sampai pembeli beradaptasi dengan level yang lebih tinggi.