Harga Emas Menuju Level Psikologis $1300/troyounce

0
80

JAVAFX – Harga emas menuju level psikologis $1300/troyounce dan menghindarkan diri tekanan jual sesaat pada perdagangan hari ini pasca semalam menguat cukup tajam didukung oleh situasi safe haven emas yang disebabkan oleh masih panasnya situasi Semenanjung Korea.

Situasi panasnya suhu di Korea membuat investor makin mengambil inisiatif dengan langkah mengamankan portfolio investasinya mengingat situasi keamanan yang berpotensi terganggu kemungkinan besar akan membawa dampak yang kurang optimal bagi jalannya roda ekonomi dunia.

Pada perdagangan kemarin, emas bergerak menguat tajam setelah tegangnya Korea Utara sehingga membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup menguat $12,80 atau 1,00% di level $1287,15 per troy ounce.

Untuk harga perak kontrak September di Comex ditutup menguat $0,25 atau 1,46% di level $17,11 per troy ounce.

Masih menjadi polemik utama dalam perdagangan seminggu ini bahwa situasi geopolitik di Korea akan tetap memanas membuat situasi dolar AS harus tertekan karena tentu bila terjadi gangguan stabilitas keamanan, tentu akan membawa dampak terhadap stabilitas ekonomi global nantinya, sehingga muncul nuansa safe haven atau situasi pengaman investasi sesaat.

Yang diuntungkan dengan kondisi ini tentu adalah emas untuk pasar komoditi, serta untuk pasar uang yang diuntungkan seperti yen dan Swiss franc, dan sebagaimana lainnya seperti euro, pound dan dolar Aussie tentu akan tertekan oleh dolar AS.

Saling mengancam masih terus terjadi diantara Pyongyang dengan Washington, bahkan bursa Wall Street serta pasar komoditi minyak bergejolak cukup besar semalam karena investor mulai panik sepertinya.

Nampaknya bahwa kondisi peperangan sudah didepan mata dimana pihak Korea Utara sudah mulai melakukan persiapan militernya untuk melakukan pelumpuhan pangkalan militer AS di Guam, Samudera Pasifik.

Situasi ini tentu akan merubah peta ekonomi dunia juga dimana perang sangat identik dengan kondisi force majeur.

Kondisi ini memang merupakan kondisi diluar kendali teori ekonomi yang biasa menggerakkan pasar sehingga biasanya akan muncul situasi investasi pengaman yang biasa disebut safe haven.

Namun sebelum benar-benar perang meletus, maka fokus data hari ini yaitu data inflasi AS.

Seperti kita ketahui bahwa masalah inflasi AS yang rendah telah mampu mengorek-ngorek hati investor dunia sejak FOMC meeting bulan Juni lalu dikala Janet Yellen menyatakan bahwa kondisi tenaga kerja yang ketat membuat dirinya yakin bahwa the Fed masih bisa menaikkan suku bunga dengan tetap waspada tingkat inflasinya.

Disini kita bisa menelaah bahwa the Fed memang masih atraktif untuk menaikkan suku bunganya, namun sayang tingkat inflasi yang masih rendah justru menjadi bumerang dengan suku bunga yang tinggi karena dapat menimbulkan daya beli yang anjlok.

Inilah yang membuat the Fed mulai berpikir untuk memperbaiki neracanya terlebih dahulu agar mempunyai simpanan yang besar untuk melakukan intervensi pasar bila terjadi penurunan daya beli tersebut.

Bila data nanti malam membaik, maka ada upaya perbaikan dari dolar AS itu sendiri, namun dengan catatan bahwa tensi Korea tidak lebih memanas lagi.

 

Sumber berita: Reuters, MarketWatch, Investing, Bloomberg
Sumber gambar: MarketWatch (.com)