Harga Emas Naik Dipicu Gejolak Politik AS dan Inggris

0
74
Photo of a 1kg gold bar on silver satin

JAVAFX – Harga Emas pada hari Rabu (16/01) naik mendekati harga psikologis $ 1.300 per ons.  Harga naik di belakang gejolak politik di AS dan Inggris. Emas untuk pengiriman bulan Februari, naik $ 5,40, atau 0,4%, menetap di $ 1,293.80 per troy ons.

Dorongan kenaikan yang berasal dari Inggris muncul menjelang pemungutan suara untuk mosi tidak percaya pada pemerintah Perdana Menteri Inggris Theresa May dan risiko geopolitik lainnya. Kedua  termasuk penutupan pemerintah AS, menjadi faktor pendorong besar di benak investor dalam melakukan aksi beli hari ini. Permintaan fisik untuk koin emas dan batangan telah meningkat di AS dan Irlandia, karena Brexit dan ketidakpastian politik AS.

Pemerintah Perdana Menteri Inggris Theresa May menderita kekalahan bersejarah dalam pemungutan suara di parlemen pada hari Selasa. Usulnya untuk syarat lepasnya Inggris dari Uni Eropa, yang dijadwalkan untuk 29 Maret ditolak Parlemen. Rencana itu dikalahkan sangat banyak dengan selisih 432-202 dalam House of Commons. Pemerintah May selanjutnya akan menghadapi mosi tidak percaya. Pun demikian, May diperkirakan akan selamat dari tantangan mosi ini, tetapi kedepannya akan muncul tantangan dalam proses Brexit yang masih belum jelas.

Paska penutupan perdagangan emas, pihak Bank Sentral AS meluncurkan Beige Book, sebuah snapshot dari kegiatan ekonomi domestic. Dalam rilisan tersebut, diungkapkan bahwa kontak di “banyak” distrik menjadi kurang optimis dalam hal volatilitas pasar dan ketidakpastian politik. Tak lama setelah rilis, harga emas berjangka menunjukkan sedikit reaksi, dimana harga naik lebih tinggi ke $ 1.293,60.

Harga Emas tampaknya mendapatkan lebih banyak penguatan menyusul berita bahwa Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat Nancy Pelosi mengirim surat kepada Presiden Trump untuk menunda pidato State of the Union. Sentimen pendorong berasal dari penutupan (Shutdown) layanan pemerintah AS, terutama ketika tampaknya Demokrat tidak tertarik dengan presiden atau berkompromi. Penutupan sebagian berdampak pada PDB di Q1 sedikit demi sedikit.

Sementara itu, dolar AS sedikit berubah terhadap rival utama. Indek Dolar AS hampir datar di 96,01. (WK)