Harga Emas Sepertinya Masih Bisa Menguat

0
575

JAVAFX – Analisa fundamental di hari Kamis(1/2/2018), harga emas sepertinya masih bisa menguat kembali pada perdagangan hari ini di mana berharap pula bahwa dolar AS masih terus membuat sisi negatifnya sambil menantikan beberapa data ekonomi AS.

Seperti kita ketahui bahwa di perdagangan kemarin, kondisi greenback sedikit mengalami tekanan dari mata uang utama dunia lainnya dan emas, sehingga hal ini mengakibatkan harga emas kontrak April di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup menguat $8,20 atau 0,61% di level $1348,20 per troy ounce. Untuk bulanan, harga emas naik 2,3%.

Data ADP payroll yang merupakan jalan petunjuk awal tentang kondisi tenaga kerja AS sebelum data resmi nonfarm payroll, semalam dinyatakan sedang membaik lagi, sedangkan Fed meeting yang merupakan rapat yang terakhir dipimpin oleh Janet Yellen sebelum digantikan Jerome Powell di 1 Februari, menghasilkan bahwa kondisi inflasi AS masih dalam arah kenaikannya dan mendukung suku bunga the Fed menuju level 2,5%.

Perlu dicermati juga pergerakan surat hutang milik pemerintah AS yang terus mendekati level 3% untuk imbal hasilnya seperti yang diungkap oleh Bill Gross semalam, sehingga saat-saat pembalasan bagi dolar AS untuk membuat penguatannya terhadap emas tinggal menunggu waktu saja.

Rasa optimis the Fed semalam memang cukup bisa diartikan bahwa kinerja ekonomi AS, baik produktivitas maupun tingkat harga masih tetap solid disertai pula masih kuatnya sektor tenaga kerja. Sisi humanisme investor memang masih terlihat ketika hari ini Janet Yellen akan digantikan oleh Jerome Powell di mana banyak investor dan ekonom dunia masih sangsi terhadap kemampuan ketua the Fed pilihan Presiden Trump tersebut karena latar belakang Jay Powell hanyalah seorang pengacara, bukan seperti Yellen yang memang seorang profesor ekonomi dan telah lama mengabdi di the Fed.

Hal ini memang masih akan menjadi penambah pulihnya emas, apalagi sisi kontroversial Presiden Trump masih belum bisa berhenti.

Sejenak sebelum munculnya data nonfarm payroll esok malam, hari ini investor akan memantau bagaimana kegiatan di sektor pabrikan global akan berbicara, khususnya kegiatan manufaktur di AS. Seperti kita ketahui bahwa hambatan penguatan dolar AS yaitu sebagai dampak membaiknya kinerja ekonomi di luar AS, sehingga potensi normalisasi kebijakan moneter tidak hanya dikerjakan oleh the Fed, namun bank-bank sentral dunia lainnya juga sedang mengejar ketertinggalannya.

Bila data manufaktur Eropa dan Asia lebih bagus dari AS, maka ada kesempatan bagi emas akan menekan dolar AS. Namun dengan catatan pula klaim pengangguran mingguan dan biaya pekerja per unit di AS juga mengalami hasil yang lebih buruk dari perkiraan pasar.

Sentimen terhadap penguatan emas juga masih berlanjut mengingat emas sendiri sedikit tenang melihat hasil Fed meeting kali ini yang tidak akan tergesa-gesa untuk menaikkan suku bunganya. Investor sudah bisa menata hatinya dengan oengaruh kenaikan suku bunga tersebut, dan sisi safe haven emas masih terjaga mengingat sebagai antisipasi mendadak dengan beberapa kebijakan Trump yang kontroversial.

Sumber berita: Reuters, MarketWatch, Investing, Bloomberg
Sumber gambar: Reuters