Harga Emas Sepertinya Masih Sulit Menguat

0
125

JAVAFX – Analisa fundamental di hari Selasa(20/2/2018), harga emas sepertinya masih sulit menguat pada perdagangan hari ini setelah awal pekan kemarin ada semangat jual aksi ambil untung sejenak yang seolah-olah ingin berlanjut dengan pemicu dari beberapa data ekonomi AS yang membaik sehingga meningkatkan nuansa kenaikan suku bunga the Fed yang agresif.

Seperti kita ketahui bahwa di perdagangan awal pekan kemarin, kondisi greenback sedikit memberikan tekanan terhadap emas, sehingga hal ini mengakibatkan harga emas kontrak April di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $7,30 atau 0,54% di level $1348,90 per troy ounce.

Kondisi tekanan dolar AS ini terjadi dengan dukungan dari pasar ekuitas global yang sudah stabil dengan arah menguat dan munculnya ketegangan baru di kawasan Timur Tengah setelah pernyataan PM Israel Benjamin Netanyahu yang ingin menyerang langsung ke Iran.

Sebetulnya kondisi konflik seperti ini lebih banyak menguntungkan safe have seperti yen dan emas, namun faktor data ekonomi AS akhir pekan lalu yang solid, membuat investor tetap teguh mengoleksi dolar AS dan mulai melepas emasnya sebagai bentuk aksi ambil untung sejenaknya sambil menantikan penerapan tarif dan kuota baru bagi impor alumunium dan besi yang segera dilakukan Trump. Biasanya pengenaan tarif baru ini bisa memperburuk citra dolar AS seperti yang pernah dilakukan di era Presiden Bush sehingga keinginan penguatan emas bisa muncul.

Hari ini pasar keuangan AS sudah buka kembali, namun fokus data ekonomi AS tidak ada yang rilis sehingga perhatian investor masih tertuju kepada proses deregulasi fiskal pemerintahan Trump yang sering kali membuat investor geram dan membuat kondisi dolar AS selalu terpojok oleh emas.

Berkaca kepada beberapa data ekonomi AS yang sudah menandakan situasi ekonomi yang akan memanas alias kinerjanya sangat mendukung untuk dinaikkannya suku bunga the Fed, baik agresif maupun terjadwal, di mana ini merupakan tonggak pengembalian kondisi suku bunga yang harus naik, namun situasi di sisi fiskal Trump membuat investor cukup khawatir terhadap kemampuan AS dalam menghadapi sebuah kondisi gagal bayar terhadap hutang-hutangnya.

Situasi ini yang belum bisa dihilangkan oleh investor. Sepertinya mereka masih trauma dengan krisis keuangan 2008-2009 di saat runtuhnya pasar subprime mortgages yang membuat the Fed harus melonggarkan kebijakan alias mencetak dolar AS sebanyak-banyaknya, namun kami tetap yakin bahwa kemampuan AS dalam menghadapi krisis seperti 2008 lalu masih sama dan bisa melaluinya dengan mulus.

Kesiapan investor lah yang perlu dipertanyakan terhadap trauma tersebut, di mana tanda-tanda memang ada dengan penciptaan pasar transaksi baru dengan bitcoin yang sejauh ini masih dipertanyakan bagaimana mekanisme pasarnya. Sejauh ini pula nilai emas yang masih tergolong murah serta situasi depresiasi dolar AS masih akan terjadi hingga the Fed melakukan rapat suku bunganya di bulan depan nanti, di mana pasar menantikan pernyataan Powell mengenai masa depan suku bunga yang naik, dengan tetap bertahap atau agresif.

Sumber berita: Reuters, MarketWatch, Investing, Bloomberg
Sumber gambar: Reuters