Harga Emas Terus Tunjukkan Eksistensinya

0
45

JAVAFX – Harga emas terus tunjukkan eksistensinya sebagai aset pengaman investasi pada perdagangan sore hari ini dimana potensi perang dagang antara AS dengan China terus memanas disertai pula pergantian salah satu penasehat Trump kembali.

Hal ini membuat harga emas kontrak Juni di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex sementara menguat $13,20 atau 0,99% di level $1346,40 per troy ounce. Untuk harga perak kontrak Mei di Comex untuk sementara menguat $0,15 atau 0,93% di level $16,54 per troy ounce.

Emas sendiri masih cukup yakin untuk menguat setelah kebijakan fiskal Trump terus membuat dolar AS melemah tajam, khususnya kepada aset-aset pengaman seperti emas. Presiden Trump semalam telah menandatangani paket deregulasi perdagangan yang baru berupa pengurangan defisit AS dengan China senilai $60 milyar yaitu dengan cara menerapkan tarif baru terhadap beberapa produk impor dari China.

Pihak China pun langsung bereaksi untuk memberikan tindakan balasan terhadap kebijakan proteksi dari AS tersebut dengan cara ingin memblokade produk-produk pertaniannya ke AS. Kondisi ini tentu membawa dampak akan terjadinya perang dagang dan bukan berita bagus bagi greenback sehingga menimbulkan safe haven. Diperkirakan proteksi dari China ini bernilai sekitar $3 milyar.

Penggantian ketua penasehat keamanan nasional Trump pun juga ikut membuat pasar was-was terhadap masa depan keamanan investasinya di masa depan. Mereka khawatir bahwa pertikaian antara AS dengan Iran, Korea Utara dan Rusia bisa memanas kembali, sehingga potensi safe haven emas masih ada hingga saat ini.

Sebelumnya nilai emas mengalami penguatannya di mana situasi ini dipengaruhi oleh sentimen investor yang merasa bahwa ucapan ketua the Fed, Jerome Powell bernada dovish terhadap dolar AS sehingga emas sedang meredupkan mata uang AS tersebut. Pasar melihat bahwa kenaikan suku bunga the Fed akan bertahap karena Powell masih khawatir dengan pergerakan laju inflasi yang masih cukup sulit mengejar target 2% dari the Fed. Sejauh ini inflasi inti AS masih di kisaran 1,7% hingga 1,8% dan terjadi sejak pertengahan tahun lalu, itupun sulit bergerak lagi ke atas sampai saat ini.

Pasar langsung bereaksi bahwa kenaikan suku bunga the Fed tidak akan agresif sehingga greenback atau dolar AS mengalami tekanan yang cukup besar dari kata uang utama dunia lainnya. Melemahnya dolar AS ini membuat harga emas terlihat agak murah sehingga investor melakukan beli yang cukup besar di emas.

Penulis: Adhi Sunadhi
Sumber berita: Reuters, Investing, Kitco, Bloomberg, BBC
Sumber gambar: Reuters