Harga minyak Asia naik karena pasokan ketat, perhatian pasar ke OPEC

0
47
A group of large sea baring oil tankers moored at a Texas oil refinery near Trinity Bay just outside of Houston, Texas, loading oil for export throughout the world.

Harga minyak naik sekitar satu dolar AS pada awal perdagangan Asia pada Jumat, terangkat oleh kekhawatiran pasokan dan dolar AS yang lebih lemah ketika perhatian beralih pada apa yang disetujui OPEC dan sekutunya, termasuk Rusia pada pertemuan minggu depan, yang menandai berakhirnya pakta pengurangan produksi 2020 mereka.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman September bertambah 1,09 dolar AS atau 1,1 persen, menjadi diperdagangkan di 97,51 dolar AS per barel pada pukul 00.41 GMT, membalikkan kerugian dari sesi sebelumnya ketika sentimen dilanda kekhawatiran resesi di Amerika Serikat.

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September, yang akan berakhir pada Jumat, menguat 86 sen atau 0,8 persen, menjadi diperdagangkan di 108,00 dolar AS per barel.

Sementara itu, kontrak Oktober yang lebih aktif naik 87 sen atau 0,9 persen, menjadi diperdagangkan di 102,70 dolar AS.

Minyak Brent berada di jalur untuk kenaikan hampir 5,0 persen untuk minggu ini dalam kenaikan mingguan kedua berturut-turut, sementara WTI berada di jalur untuk kenaikan hampir 3,0 persen untuk minggu ini, menutup kerugian minggu sebelumnya.

“Harga minyak memiliki sedikit peluang untuk (membukukan) kerugian yang dalam karena dolar AS yang lemah dan krisis pasokan yang sedang berlangsung,” kata Analis CMC Markets, Tina Teng.

Minyak biasanya naik ketika dolar jatuh karena dolar yang lebih lemah membuat minyak mentah lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.

Pertemuan berikutnya dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia, bersama-sama disebut OPEC+, pada 3 Agustus akan menjadi kunci karena produsen sekarang telah membatalkan rekor pengurangan pasokan 9,7 juta barel per hari (bph) yang disepakati pada April 2020, ketika pandemi COVID-19 menghantam permintaan.

Keputusan untuk tidak menaikkan produksi akan mengecewakan Amerika Serikat setelah Presiden AS Joe Biden mengunjungi Arab Saudi bulan ini dengan harapan mencapai kesepakatan tentang produksi minyak.

Seorang pejabat senior pemerintah AS mengatakan pada Kamis (28/7/2022) bahwa pemerintah optimis tentang pertemuan OPEC+, dan mengatakan pasokan tambahan akan membantu menstabilkan pasar.

Namun demikian, para analis mengatakan akan sulit bagi OPEC+ untuk meningkatkan pasokan karena banyak produsen berjuang untuk memenuhi kuota produksi mereka akibat kurangnya investasi di ladang minyak.

“Produksi OPEC dibatasi, meskipun pasokan stabil di Libya dan Ekuador.

Kurangnya investasi di banyak negara anggota akan membuat produksi dibatasi,” kata analis ANZ Research.