Harga Minyak Bergerak Kuat ke Utara

0
108

JAVAFX – Harga minyak bergerak kuat ke Utara pada perdagangan sore hari ini dimana ada sedikit unsur penguatan harga lanjutan setelah laporan produksi OPEC yang makin patuh dan beberapa kondisi cuaca di Aas yang membuat harga minyak sudah naik lebih dari 10% sejak awal Desember lalu.
Alhasil membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Januari di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,35 atau 0,57% di level $62,08 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Januari di pasar ICE Futures London sementara sedang menguat $0,23 atau 0,34% di harga $68,01 per barel.
Mulai 2017 lalu, OPEC bekerja sama dengan Rusia dan 10 negara produsen minyak non-OPEC telah menyepakati untuk memangkas produksi minyaknya sebesar 1,8 juta bph hingga akhir 2017. Akhir semester pertama 2017 atau Juni tahun lalu, ada perubahan jadwal yaitu waktu pembatasan produksi menjadi hingga akhir kuartal pertama 2018, dan November tahun lalu, terdapat perubahan jadwal kembali yaitu waktu pembatasan produksi tersebut menjadi akhir 2018.
Dan pekan lalu OPEC juga dilaporkan bahwa tingkat kepatuhan pembatasan pasokan minyak 1,8 juta bph naik dari 125% di November menjadi 128% di Desember lalu. Namun produksi minyak OPEC mengalami kenaikan sebesar 50 ribu bph sehingga total menjadi 32,40 juta bph, sedikit di bawah target komitmen 32,50 juta bph.
Penguatan harga minyak ini juga didukung oleh laporan akhir pekan dari Baker Hughes bahwa 5 kilang minyak AS sudah di non-aktifkan sehingga secara total kilang yang aktif menjadi 742 kilang atau turun dari pekan sebelumnya.
Sebelumnya harga minyak masih bertahan di level tertinggi sejak 2 setengah tahun karena investor gusar melihat kondisi politik Iran yang kurang kondusif sejak akhir tahun lalu. Iran seperti kita ketahui merupakan negara produsen minyak OPEC terbesar ke tiga dimana tuntutan para pendemo Iran tersebut sejauh ini memang belum mengganggu layanan terhadap produksi dan ekspor minyak Iran, namun investor kuatir akan terjadinya sanksi yang bisa dijatuhkan AS sewaktu-waktu seperti berupa embargo minyak kembali yang terjadi beberapa tahun lalu sehingga bisa merubah peta pasokan minyak dunia.
Tingginya harga minyak juga didukung oleh tingginya aktivitas industri di Eropa, Asia dan AS, sehingga permintaan minyak sedang membaik namun di sisi lain terdapat beberapa gangguan pasokannya seperti gangguan cuaca dan masalah politik. Penguatan harga minyak juga didukung oleh penundaan pengiriman produksi minyak AS oleh tanker-tanker yang akan dikirim ke seluruh dunia, karena kondisi cuaca yang buruk sedang terjadi di sebagian besar kawasan AS sedang dilanda musim dingin yang ekstrem.
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: Reuters