Harga Minyak Dibayangi Kegelisahan Covid-19

0
25

JAVAFX – Pada perdagangan di bursa komoditi hari Senin (17/2), harga minyak mentah berjangka sedikit berubah karena dampak dari kekhawatiran atas penurunan permintaan bahan bakar yang dipicu melemahnya ekonomi dari wabah virus covid-19 di Cina sehingga mengurangi ekspektasi penurunan produksi dari negara-negara produsen utama yang akan memperketat pasokan minyak mentah.

Minyak mentah Brent turun 5 sen berada di $57,27 per barel, setelah naik sebesar 5,2% pada minggu lalu, kenaikan mingguan terbesar sejak September 2019.

Minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 8 sen ke $52,13 per barel, setelah naik 3,4% minggu lalu.

Jepang adalah konsumen minyak terbesar nomor empat di dunia, setelah perekonomian berkontraksi 6,3% untuk periode Oktober hingga Desember dan ada ekspektasi kontraksi lanjutan pada kuartal Januari hingga Maret akibat dari penyebaran wabah virus corona. Singapura, yang perekonomiannya yang bergantung pada perdagangan menjadi barometer bagi kawasan, juga memperingatkan adanya potensi resesi pada kuartal ini karena wabah tersebut.

Jumlah korban meninggal akibat dari terinfeksi virus corona di Provinsi Hubei, China menewaskan 1.696 jiwa pada hari Senin (17/2), sekitar 355 orang di dalamnya telah dinyatakan positif mengidap Covid-19 dengan total jumlah kasus di provinsi ini mencapai 58.182.

Jumlah kasus baru yang dilaporkan virus corona di provinsi Hubei China terus meningkat, pihak berwenang memberlakukan pembatasan baru untuk mencegah penyebaran wabah virus tersebut yang terus menerus memakan korbannya hingga ribuan jiwa.

Pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah China lebih ketat di provinsi pusat tempat virus itu berasal, pada bulan Desember ketika penumpang Amerika dibawa dari kapal pesiar untuk terbang pulang setelah dikarantina selama dua minggu di Jepang.

70 kasus baru coronavirus dikonfirmasi di atas Princess Diamond di mana 3.700 penumpang dan awak telah ditahan sejak 3 Februari. Sekitar 355 orang di dalamnya telah dinyatakan positif mengidap penyakit ini, sejauh ini merupakan kelompok kasus terbesar di luar China.

Penumpang Kanada, Italia, Korea Selatan, dan Hong Kong diperkirakan akan segera menyusul, setelah pemerintah mereka juga mengumumkan rencana untuk memulangkan penumpang.

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan setiap perlambatan yang tampak dalam penyebaran epidemi harus dilihat dengan “sangat hati-hati”.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam jumpa pers di Jenewa, Swiss, jumlah korban yang meninggal akibat terinfeksi Covid-19 di China menurun dalam sepekan terakhir, namun penyebarannya harus tetap diwaspadai dan terus diawasi.