Harga Minyak Gagal Membaik

0
76

JAVAFX – Berita komoditas di hari Rabu(9/8/2017), harga minyak gagal membaik alias tetap melemah dikala ketidakpastian OPEC dalam pertemuan 2 harinya yang tengah diselenggarakan di Abu Dhabi dimana dikuatirkan akan terjadi jalan buntu pemecahan persoalan pemangkasan kapasitas produksi minyak anggotanya.

Faktor menantikan hasil meeting OPEC membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak September di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk perdagangan sebelumnya ditutup melemah $0,43 atau 0,87% di level $48,96 per barel.

Sedangkan minyak jenis Brent kontrak September di pasar ICE Futures London ditutup melemah $0,39 atau 0,74% di harga $51,98 per barel.

Seperti terungkap semalam dimana perdagangan ditutup dengan sisi jualnya kembali dalam 2 hari berturut-turut sebagai bentuk aksi ambil untung sejenaknya setelah dari pertengahan Juli hingga minggu kemarin, harga minyak selalu berkisar antara $40 hingga $52 per barel.

Investor minyak serasa terjebak dengan suasana harga tersebut karena mereka sangat kuatir terhadap masa depan dari komitmen pemangkasan produksi minyak OPEC dimana kepatuhan komitmen mereka yang masih rendah.

Faktor persaingan antara produksi minyak AS dengan pemangkasan produksi minyak OPEC, yang menurut kami kondisi ini bisa berlanjut hingga OPEC dan 11 negara produsen minyak non-OPEC untuk mengkalkulasi kembali komitmen pemangkasan produksi minyak pada pertemuan 7-9 Agustus di Abu Dhabi.

Seperti kita ketahui akibat dari persaingan tersebut, harga minyak dunia sudah mengalami penurunan hampir 5% sejak awal tahun.

Sejauh ini investor juga sedang bimbang yang disebabkan oleh tingginya produksi minyak OPEC di bulan lalu, seperti yang diungkap Reuters bahwa produksi minyak OPEC bulan Juli naik 90 ribu barel perhari, sedangkan menurut Bloomberg bahwa produksi dan pengapalan minyak OPEC naik 210 ribu barel perhari.

Dimana kenaikan produksi tersebut didorong oleh produksi minyak Libya yang melonjak hampir 900 ribu barel perhari.

Apalagi produksi minyak Libya awal pekan ini sudah mulai pulih dimana kilang Sharara yang memproduksi sekitar 270 ribu barel perhari telah normal beroperasi.

Libya dan Nigeria kemungkinan besar diharuskan mengurangi produksinya oleh OPEC agar harga minyak dunia meningkat lagi, dimana tujuan lainnya adalah musim panas di belahan utara bumi sudah akan berakhir sehingga musim bepergian dengan kendaraan akan segera berakhir dan biasanya permintaan bahan bakar kendaraan juga akan berkurang.

Investor nampaknya masih menantikan evaluasi OPEC atas komitmennya pada pertemuan minggu ini dimana produksi minyak OPEC telah mengalami peningkatan 200 ribu barel pada bulan lalu dan hanya 78% kepatuhan atas komitmen pemangkasan produksi 1,2 juta barel perhari dari anggota OPEC baru terlaksana.

Beberapa investor sangat yakin bahwa harga minyak dunia bisa naik di bulan ini karena Arab Saudi hanya akan melakukan ekspor minyak 6,6 juta barel perhari atau lebih rendah 1 juta barel perhari sesuai kesepakatan pada rapat di St Petersburg bulan lalu.

Meski Saudi Aramco akan mengurangi ekspor minyaknya ke pasar Asia sekitar 10% atau setara dengan 520 ribu barel perhari, namun tampaknya harga minyak belum berhasil bergerak positif.

Dari sisi permintaan minyak global, Goldman Sachs mengatakan bahwa pada Juni lalu mengalami pertumbuhan yang kuat dan masih percaya pada bulan ini masih akan bagus karena musim berkendara yang masih tinggi.

Investor beranggapan bahwa harga bahan bakar sekarang ini setara dengan setengah harga di 2011-2012 lalu sehingga mereka beranggapan bahwa harga masih sangat murah dan produsen AS akan terus memompa produksinya.

 

Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, Marketwatch
Sumber gambar: autolynch (.ru)