Harga Minyak Melemah Dipicu Tingginya Produksi AS

0
61

JAVAFX – Harga minyak melemah dipicu tingginya produksi AS pada perdagangan minyak siang hari jelang sore ini sehingga membuat investor melakukan jualnya lebih dalam akibat dari akan membanjirnya pasokan minyak dunia oleh peningkatan produksi AS.

Harga minyak di perdagangan semalam mengalami tekanan yang cukup besar dan masih cenderung di area short-selling kembali sebagai bentuk aksi ambil untung setelah dalam beberapa pekan perdagangan sebelumnya mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan pasca OPEC dan Rusia membatasi pasokan produksi minyaknya serta turunnya produksi minyak dari Venezuela serta peningkatan impor minyak dari China yang cukup besar sejak akhir tahun lalu.

OPEC sendiri menurut hasil survei Reuters diperkirakan hanya mempunyai output produksi tidak lebih dari 32 juta bph di bulan lalu. Penurunan pasokan minyak OPEC karena produksi minyak Venezuela sudah turun hampir 40% sejak tahun lalu, serta produksi Iran yang sekitar 2,6 juta bph terancam akan berkurang lagi akibat akan jatuhnya sanksi AS ke Iran di minggu depan.

Memang batas waktu jadi tidaknya sanksi tersebut di 12 Mei nanti, namun pasar tetap bereaksi membatasi kejatuhan minyak di mana ada kekhawatiran pasokan minyak dunia akan menurun. Seperti kita ketahui jika Iran dikenakan sanksi, maka mereka tidak akan melakukan ekspor minyaknya, padahal Iran merupakan produsen ketiga terbesar di OPEC, sehingga dapat dipastikan ketegangan di Timur Tengah akan memuncak lagi.

Situasi produksi minyak AS yang naik lagi telah membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Juni di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $0,14 atau 0,24% di level $67,79 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak Juni di pasar ICE Futures London untuk sementara melemah $0,22 atau 0,30% di harga $73,14 per barel.

Harga minyak masih cenderung negatif setelah semalam, Energy Information Administration menyatakan bahwa persediaan minyak mentah AS mengalami kenaikan sebesar 6,2 juta barel sehingga persediaan minyak pemerintah AS berjumlah 435,96 juta barel, tertinggi di 2018 ini. EIA juga menyatakan bahwa produksi harian AS mengalami kenaikan sekitar 30 ribu bph menjadi 10,62 juta bph, dan segera mengejar produksi minyak Rusia yang sekitar 10,98 juta bph. Sejauh ini, produksi minyak AS sejak pertengahan 2016 telah meningkat 25%.
Penulis: Adhi Gunadhi
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: CNBC