Harga Minyak Melemah Lebih Dalam

0
134

JAVAFX – Harga minyak melemah lebih dalam pada perdagangan akhir pekan lalu dengan rasa was-was investor jelang pertemuan evaluasi OPEC di Rusia hari ini.

Tarik-ulur perkembangan harga minyak akhir pekan lalu dicederai dengan telah naiknya produksi minyak OPEC di bulan ini dimana menurut sumber dari perusahaan tanker Petro-Logistic yang menyatakan bahwa produksi minyak OPEC naik 145 ribu barel perhari sehingga dapat dikatakan bahwa total produksi minyak OPEC masih diatas 33 juta barel perhari.

Situasi aksi jual yang cukup masif sungguh tak dapat dihindarkan di akhir pekan perdagangan lalu, dimana investor masih kuatir dengan masa depan harga minyak yang sulit sekali menembus level $50 perbarel. Meski Baker Hughes sendiri menyatakan bahwa penambahan rig yang aktif hanya 1 saja, menandakan produksi minyak AS juga akan terlalu meningkat tajam, tetap tidak bisa membantu pulihnya harga minyak di akhir pekan.

Faktor meningkatnya produksi minyak OPEC, membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak September di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk perdagangan sebelumnya ditutup melemah $1,15 atau 2,45% di level $45,77 per barel.

Untuk perdagangan seminggu lalu, harga minyak jenis WTI mengalami penurunan sebesar 2,1%.

Sedangkan minyak jenis Brent kontrak September di pasar ICE Futures London ditutup melemah $1,24 atau 2,52% di harga $48,06 per barel. Untuk perdagangan seminggu lalu, harga minyak jenis Brent mengalami penurunan sebesar 1,7%.

Apalagi investor mengendus upaya pemenangan Trump di pilpres kemarin, membawa misi bisnis minyaknya dengan Rusia, sehingga investor juga menebak bahwa pemasaran minyak Rusia ke AS kemungkinan besar terjadi, sehingga investor sepertinya menuduh Rusia tidak berkomitmen tinggi dalam pemangkasan produksi minyak 1,8 juta barel perhari bersama OPEC.

Setidaknya pelemahan akhir pekan masih tetap untuk dipertanyakan investor karena seperti kita ketahui bahwa sepanjang perdagangan tahun ini, harga minyak dunia sudah mengalami penurunan kurang dari 15% sejak awal tahun. Faktor persaingan antara produksi minyak AS dengan pemangkasan produksi minyak OPEC, yang menurut kami kondisi ini bisa berlanjut hingga OPEC dan 11 negara produsen minyak non-OPEC untuk mengevaluasi kembali komitmen pemangkasan produksi minyak pada pertemuan hari ini di Rusia.

Namun kabarnya bahwa Libya dan Nigeria yang merupakan anggota OPEC tetapi dibebaskan untuk tidak ikut dalam komitmen pemangkasan minyak 1,8 juta barel, turut juga diundang dalam rapat evaluasi komitmen OPEC dan 11 negara non-OPEC di Rusia pada Senin pekan depan ini. Tersiar rencana pula bahwa Libya dan Nigeria akan dipaksa untuk mengurangi juga produksi minyaknya.

Selain itu problem sanksi terhadap Rusia dan Iran yang akan dijatuhkan oleh AS, cukup membuat produsen minyak di Rusia dan Iran kuatir terhadap masa depan penyaluran minyak produksinya ke Eropa, karena bila sanksi dijatuhkan oleh AS, maka jalur distribusi ke Eropa bisa dihentikan dan diendus bahwa ini akan menimbulkan jalur minyak yang baru yaitu AS akan ekspor besar-besaran ke Eropa.

Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, Marketwatch
Sumber gambar: Alalam News Network