Harga Minyak Melemah Tajam

0
65

JAVAFX – Harga minyak melemah tajam pada perdagangan semalam setelah terjadi produksi minyak AS berdasar laporan mingguan dari Energy Information Administration.


Produksi minyak AS mengalami peningkatan 79 ribu barel perhari menjadi 9,502 juta barel perhari dan merupakan produksi harian tertinggi sejak pertengahan 2015 lalu, demikian ungkap EIA didalam laporan mingguannya.

EIA juga menyatakan bahwa persediaan minyak pemerintah AS sudah turun 7 minggu berturut-turut dan terendah sejak September tahun lalu.

EIA menyatakan bahwa stok minyak pemerintah minggu lalu turun 8,9 juta barel, bahan bakar tidak mengalami perubahan dan stok minyak suling atau destilasi mengalami penurunan 700 ribu barel.

Faktor meningkatnya produksi minyak AS membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak September di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk perdagangan sebelumnya ditutup melemah $0,78 atau 1,64% di level $46,77 per barel.

Sedangkan minyak jenis Brent kontrak September di pasar ICE Futures London ditutup melemah $0,46 atau 0,91% di harga $50,34 per barel.

Sebelumnya, minyak berhasil keluar dari tekanan jualnya setelah investor melihat proses penguatan indeks dolar yang terpengaruh data penjualan eceran AS yang membaik serta mulai redanya konflik di Semenanjung Korea dimana Korea Utara tidak jadi meluncurkan rudal balistiknya ke sekitaran pangkalan militer AS di Guam Samudera Pasifik.

Seperti terungkap beberapa pekan ini dimana perdagangan kemarin ditutup dengan sisi pelemahan yang cukup besar sehingga harga minyak mulai mendekati level 3 minggu terendahnya.

Ini juga menampakkan situasi yang sebelumnya yang dipengaruhi kondisi yang panik setelah dari pertengahan Juli hingga minggu ini, harga minyak selalu berkisar antara $45 hingga $52 per barel, karena nampaknya pula bahwa minyak WTI punya sisi resistansi yang kuat di level $50 perbarel.

Investor minyak serasa terjebak dengan suasana harga tersebut karena investor sangat kuatir terhadap masa depan dari komitmen pemangkasan produksi minyak OPEC dimana kepatuhan komitmen mereka kembali merendah dan masih akan meningginya produksi minyak AS kedepannya.

International Energy Agency yang berbasis di Paris, menyatakan akhir pekan lalu bahwa bahwa produksi minyak dari OPEC pada Juli lalu mengalami kenaikan sebesar 230 ribu barel perhari menjadi 32,84 juta barel perhari.

Sedangkan EIA awal pekan juga menyatakan bahwa produksi minyak bulan September akan naik 117 ribu barel perhari menjadi 6,149 juta barel perhari, menandakan bahwa produksi minyak AS naik tiap bulan sejak awal tahun ini.

Angola sebagai anggota dari OPEC menyatakan bahwa produksi minyaknya kemungkinan dalam waktu dekat akan meningkatkan produksi yang tertinggi dalam 12 bulan terakhir demi memperbaiki keuangan negaranya.

IEA mencatat bahwa hingga akhir Juli lalu, tingkat kepatuhan anggota OPEC telah menurun, dari 77% di Juni menjadi 75% di Juli lalu, dan non-OPEC hanya 67% atau kelebihan 470 ribu barel perhari, sehingga ini menandakan komitmen tersebut makin memberikan nilai suplai yang masih besar.

Musim berkendara di AS sudah akan mulai berakhir dan anak sekolah sudah akan memasuki musim belajar kembali dan biasanya permintaan minyak di AS akan turun, namun produksi minyak AS malah tambah naik, inilah yang membuat investor kuatir terhadap suplai global akan meninggi.

Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, Marketwatch
Sumber gambar: CNBC.com