Harga Minyak Menguat Sejenak

0
50

JAVAFX – Berita minyak di hari Rabu(7/2/2018), harga minyak menguat sejenak pada perdagangan siang hingga sore hari ini dimana ada unsur aksi beli kembali di minyak di saat menantikan data persediaan minyak versi pemerintah yang akan di rilis EIA nanti malam dan juga di dukung oleh melemahnya dolar AS.

Alhasil membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Maret di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,46 atau 0,73% di level $63,85 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak April di pasar ICE Futures London sementara sedang menguat $0,56 atau 0,84% di harga $67,42 per barel.

Dolar AS atau greenback sudah agak terdesak, sehingga biasanya akan sedikit dimanfaatkan oleh investor minyak untuk ‘buyback’ lagi ke minyak. Kondisi ini tentu membuat harga minyak mengalami kenaikan kembali mengingat sebagian besar perdagangan minyak menggunakan mata uang AS ini sebagai alat tukar sehingga ada kesan bahwa harga minyak sedang lebih murah dalam upaya belinya.

Penguatan harga minyak juga didukung semenjak tadi pagi ketika API melaporkan persediaan minyak AS di mana dilaporkan bahwa persediaan minyak mentah AS di pekan lalu mengalami penurunan sebesar 1,050 juta barel. Persediaan bensin turun 227 ribu barel dan persediaan minyak pemanas serta solar naik 4,552 juta barel.

Pasar sekarang tinggal menantikan data persediaan minyak mentah AS versi pemerintah yang akan di rilis EIA nanti malam. Kadang kala antara EIA dengan API hasilnya sama, namun kadang pula hasilnya berseberangan. Bila data EIA menyatakan ada penurunan persediaan minyak mentah, maka harga minyak dunia akan membaik.

Namun beberapa pengamat selalu mengingatkan bahwa akan terjadi penurunan harga minyak karena mereka telah melihat bahwa harga Brent sudah di level $67 per barel, di mana bisa memantul ke atas kembali dan juga bisa ke bawah untuk sesaat sebelum melakukan konsolidasinya. Hal ini terjadi karena beberapa produsen minyak tersebut juga sudah mulai menurunkan harga penjualannya termasuk produsen minyak Rusia dan Arab Saudi.

Tekanan terhadap harga juga terjadi karena pengaruh laporan EIA pekan lalu belum hilang di mana EIA menyatakan bahwa produksi minyak mentah AS mengalami kenaikan sebesar 44 ribu bph menjadi 9,919 juta bph, mendekati rekor tertinggi produksi minyak serpih dalam sejarah AS pada tahun 1970 sebesar 10,04 juta bph. Apalagi pekan lalu Baker Hughes telah menyatakan bahwa 6 kilang pengeboran minyak AS telah diaktifkan lagi sehingga total rig yang aktif berjumlah 765, tertinggi sejak Agustus tahun lalu.

EIA sendiri mengharapkan bahwa produksi minyak AS meningkat menjadi rata-rata 10,59 juta bph pada tahun 2018 dan kemudian 11,18 juta bph pada 2019. Produksi AS akan melebihi produksi minyak Rusia yang rata-rata mencapai 10,98 juta bph di tahun lalu. Seperti kita ketahui bahwa Rusia merupakan produsen minyak terbesar di dunia.

Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: CNBC