Harga Minyak Menguat Terdorong OPEC Meeting

0
72

JAVAFX – Harga minyak menguat terdorong OPEC meeting yang sedang berlangsung di Abu Dhabi yang dimulai kemarin dengan harapan terjadi kesepakatan baru.


Pada perdagangan bursa komoditi dari pagi hingga sore hari ini, minyak masih bergerak sedang-sedang saja dan terkesan menguat sebagai bentuk aksi beli kembali pasca perdagangan awal pekan kemarin yang berhasil ditutup melemah dipicu oleh bagusnya data tenaga kerja AS dan berfungsinya kembali kilang minyak di Libya.

Faktor menantikan rapat OPEC tersebut, membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak September di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara bergerak menguat $0,22 atau 0,45% di level $49,61 per barel.

Sedangkan minyak jenis Brent kontrak September di pasar ICE Futures London untuk sementara menguat $0,21 atau 0,40% di harga $52,58 per barel.

Pelemahan harga minyak sempat terjadi setelah hasil survei Thomson Reuters Eikon bahwa bulan Juli ini pengiriman minyak OPEC mencapai titik tertinggi 2017 yaitu 26,11 juta barel perhari menandai kenaikan ekspor harian sebesar 370 ribu barel perhari, dimana sekitar 260 ribu barel berasal dari minyak produksi Nigeria.

Apalagi kilang minyak Sharara Libya kembali berproduksi setelah akhir pekan lalu mengalami penutupan aktivitas akibat gangguan keamanan dari pemberontak setempat.

Kilang Sharara yang memproduksi 270 ribu barel perhari merupakan kilang terbesar milik Libya.

Namun harga minyak sempat gembira juga dengan survei National Bank of Australia, kemungkinan besar minyak Brent di akhir kuartal tahun ini berada di level $53 perbarel.

Sedangkan Barclays memperkirakan di akhir tahun ini minyak Brent bisa $54 perbarel, ini didukung oleh makin tingginya permintaan minyak bahan bakar AS di bulan lalu dan ternyata suplai minyak global di bulan lalu mengalami defisif 500 ribu barel perhari.

Meski lebih tinggi target harganya, namun situasi taking profit kemungkinan besar akan muncul ketika sudah mendekati target harga tersebut.

Sepanjang perdagangan tahun ini, minyak dunia sebetulnya masih menurun kurang dari 3% sejak awal tahun.

Hal ini disebabkan adanya persaingan diantara produksi minyak AS dengan pemangkasan produksi minyak OPEC, yang menurut kami kondisi ini bisa berlanjut hingga OPEC dan 10 negara produsen minyak non-OPEC untuk mengevaluasi kembali komitmen pemangkasan produksi minyak pada pertemuan selanjutnya di Abu Dhabi.

Pertemuan evaluasi anggota OPEC tersebut akan dilakukan hingga hari ini di Abu Dhabi Uni Emirat Arab karena pihak OPEC melihat produksi minyaknya di bulan lalu naik 200 ribu barel perhari dan kepatuhan pemangkasan produksi minyak 1,2 juta barel perhari masih di angka 78% saja.

Masih tingginya produksi minyak OPEC serta kepatuhan anggota untuk memangkas produksi minyaknya merupakan target pembicaraan 2 hari tersebut.

Selain Libya dan Nigeria yang menjadi sorotan di rapat evaluasi kali ini adalah kepatuhan dari Uni Emirat Arab atau UEA yang mana produksi minyak negara tersebut sudah diatas ambang kesepakatan untuk mulai dikurangi eksplorasi dan produksinya.

Beberapa investor sangat yakin bahwa harga minyak dunia bisa naik di bulan ini karena Arab Saudi hanya akan melakukan ekspor minyak 6,6 juta barel perhari atau lebih rendah 1 juta barel perhari sesuai kesepakatan pada rapat di St Petersburg bulan lalu.

Dari sisi permintaan minyak global, Goldman Sachs mengatakan bahwa pada Juni lalu mengalami pertumbuhan yang kuat dan masih percaya pada bulan ini masih akan bagus karena musim berkendara yang masih tinggi.

Begitu pula impor minyak China yang sebagian besar berasal dari Timur Tengah juga nampak akan meningkat.

Sumber berita: Bloomberg, Investing, MarketWatch, Reuters
Sumber gambar: Reuters