Harga Minyak Menguat Terbantu Turunnya Produksi Minyak AS

0
56

JAVAFX – Harga minyak menguat terbantu turunnya produksi minyak AS akibat penutupan beberapa ratus kilang minyaknya akibat gangguan cuaca.
Selain itu kondisi pelemahan greenback turut membantu penguatan harga minyak kali ini. ampai berita ini ditulis, harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Juli di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara bergerak menguat $0,44 atau 1,01% di level $43,82 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Agustus di pasar ICE Futures London untuk sementara menguat $0,52 atau 1,13% di harga $46,35 per barel.
Pada perdagangan sehari sebelumnya harga minyak mengalami penguatannya sebagai bentuk kekhawatiran pasokan minyak global yang sudah mulai mengikis. Sebelumnya seperti kita ketahui bahwa kontrak penjualan minyak WTI sebanyak 70 ribu kontrak terlapor sedang menunggu untuk mendapatkan giliran dijual oleh investor minyak, dan ini merupakan pertanda bahwa pasar global sedang kelebihan stok sehingga dalam 2 hari ini harga minyak tampaknya akan diobral.
Produksi minyak WTI juga sudah mulai ditampung oleh beberapa ratus super tanker sebagai tempat penyimpanan sementara sehingga ini pertanda bahwa sudah tidak ada tempat di darat sebagai tempat penyimpanan minyak, artinya pula permintaan minyak juga mengalami saat-saat yang mengecewakan bagi produsen minyak.
Produksi Libya juga mengalami kenaikan dari 885 ribu barel perhari menjadi 935 ribu barel perhari. Demikian pula ekspor minyak Nigeria juga mengalami kenaikan hingga mencapai 2 juta barel perhari, tertinggi sejak Maret 2016.
Namun sekarang investor kayaknya tidak khawatir dengan pasokan minyak dunia yang melimpah karena produksi sekarang akan sulit terserap alias berkurang pembelinya. Seperti kita ketahui bahwa pasar Asia adalah pasar terbesar pengkonsumsi minyak dunia. Jepang kemarin menyatakan bahwa sepanjang tahun ini Jepang sudah mengurangi impor minyaknya hingga 13,5%, demikian juga dengan India yang sama untuk mengurangi impor minyaknya di tahun ini sebesar 4,2%.
Pengurangan impor minyak Jepang karena turunnya populasi produktif di Jepang sehingga konsumsi menurun. Sedangkan impor India turun karena persoalan demonetisasi mata uang rupee, sehingga masyarakatnya sedang adaptasi dengan nilai uang yang baru.
Topan Cindy yang pernah melanda di kawasan AS bagian Tenggara dan Timur Laut, membuat beberapa kilang minyak di Teluk Mexico ditutup sementara, sehingga diperkirakan sekitar 17,2% produk minyak AS dari total 9,35 juta barel perhari akan hilang ketika penutupan tersebut.
Diperkirakan pula bahwa stok minyak AS di minggu ini masih akan negatif lagi sehingga permintaan impor minyak AS masih tinggi, apalagi harga dolar AS sedang merendah nilainya sehingga harga minyak cenderung terlihat lebih murah daripada ketika dolar AS menguat.
Sumber berita: Bloomberg, Investing, MarketWatch, Reuters
Sumber gambar: dihta dot si