Harga Minyak Mulai Merayap Naik

0
94

JAVAFX – Berita komoditas di hari Selasa(5/9/2017), harga minyak mulai merayap naik pada perdagangan sore ini terbatu dengan mulai dibukanya sebagian besar kilang pengolahan minyak AS yang terdampak banjir karena badai Harvey di pekan lalu dan masih panasnya suhu geopolitik di Korea Utara.

Investor tidak nyaman dengan kondisi Korea tersebut karena hari Minggu lalu Korea Utara meluncurkan rudal berbahan hidrogen yang mempunyai jarak jelajah yang lebih jauh dan berhulu ledak nuklir yang lebih besar daripada biasanya, membuat AS dan sekutunya seperti Korea Selatan dan Jepang bereaksi sangat keras dan menuntut Dewan Keamanan memberi sanksi tegas kepada Pyongyang.

Rudal ICBM Korea Utara atau rudal jarak menengah berhulu ledak nuklir telah diluncurkan kembali pekan ini dan merupakan peluncuran ke 6 kalinya. Inilah yang membuat minyak Brent terseok-seok sejak kemarin pagi hingga tadi siang, namun sekarang sudah mulai positif. Sedangkan minyak WTI masih positif hingga sekarang karena beberapa kilang pengolahan minyak AS sudah mulai beroperasi sejak awal pekan ini.

Memanasnya suhu di Korea Utara ini membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Oktober di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,50 atau 1,06% di level $47,79 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Oktober di pasar ICE Futures London sementara sedang menguat $0,19 atau 0,36% di harga $52,53 per barel.

Namun tidak bergeraknya minyak WTI yang besar karena badai Harvey masih ada sisa-sisa banjir di daerah pengolahan minyak dan gas milik AS yang berada di Texas dan Louisiana akhir pekan ini sudah reda, dan dilaporkan hanya sekitar 5% produksi minyak di Teluk Meksiko atau setara dengan 96 ribu barel perhari masih ditutup. Bandingkan dengan pekan lalu dimana sekitar 26% atau produksi minyak sekitar 428 ribu barel perhari kilang di lokasi tersebut ditutup.

Menurut Gubernur Texas Greg Abbott, bahwa potensi kerugian akibat badai ini bisa mencapai $150 hingga $180 milyar dan juga memerlukan beberapa bulan untuk memulihkan kilang-kilang pengolahan minyak AS agar dapat beraktifitas secara normal kembali. BMKG AS juga memberikan peringatan lanjutan bahwa badai Irma tengah melintasi Karibia, dan berpotensi dapat melintasi eks kawasan badai Harvey tersebut.

Di Gulf Coast atau Teluk Meksiko atau daerah yang dilintasi badai Harvey pekan lalu merupakan daerah penting bagi produksi nasional AS karena sekitar 45% kapasitas produksi pengolahan minyak nasional AS dan 51% pengolahan gas AS berada di situ, menurut EIA.

Dengan keluarnya cadangan minyak pemerintah AS sebanyak 1 juta barel, lambat laun produksi kilang pengolahan AS telah membaik. Dan harga bahan bakar pun mengalami penurunan sekitar 1,7% hari ini menjadi $1,674 pergalonnya.

Menjadi perhatian penting bagi investor minyak bahwa sejak awal tahun ini, harga minyak telah turun sekitar 14%. Ini juga dapat diartikan bahwa harga minyak akan berkisar antara $45 hingga $52 per barel, karena nampaknya pula bahwa minyak WTI punya sisi resistansi yang kuat di level $50 perbarel dan support beli di level $46 perbarel.

Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, CNBC, MarketWatch
Sumber gambar: CNN Money