Harga Minyak Positif Lagi

0
62

JAVAFX – Harga minyak positif lagi didorong oleh upaya Arab Saudi untuk mengurangi ekspor minyaknya agar stok minyak dunia dapat mengimbangi permintaan konsumsi global yang tidak bergeser membaik.

Kondisi harga minyak memang sempat membaik di perdagangan seminggu laku dimana beberapa kali stok minyak AS yang masih terus turun diimbangi oleh kenaikan produksi minyak dari AS maupun dari OPEC dan permintaan minyak dunia yang kemungkinan besar akan menurun di tahun depan.

Namun perlu dikritisi secara serius bagi kenaikan lebih besar dari minyak karena awal pekan ini Energy Information Administration memperkirakan bahwa produksi minyak AS di Agustus nanti yang berasal dari 7 kilang utamanya, diperkirakan akan mengalami kenaikan produksi sekitar 113 ribu barel perharinya sehingga total akan menjadi 5,585 juta barel perhari.

Turunnya ekspor minyak Arab Saudi membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Agustus di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk perdagangan sebelumnya ditutup menguat $0,23 atau 0,50% di level $46,25 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak September di pasar ICE Futures London ditutup menguat $0,34 atau 0,70% di harga $48,76 per barel.

Pada perdagangan semalam, gejolak harga minyak yang menguat diawali dengan mulai melemahnya dolar AS yang terimbas oleh situasi politik AS yang tidak menentu. Dikabarkan bahwa RUU kesehatan AS yang baru kemungkinan besar tidak akan lolos menjadi UU sehingga kredibilitas pemerintahan Trump dipertanyakan. Harga minyak memanfaatkan rendahnya nilai dolar AS tersebut karena minyak nampak lebih murah.

Sebelumnya harga minyak didukung oleh impor minyak China di semester pertama tahun ini menjadi 8,55 juta barel perhari atau naik 13,8% dibandingkan periode yang sama setahun lalu. Konsumsi minyak China nampaknya naik dengan dibuktikan bahwa dalam 1 semester ini kilang minyak China telah menaikkan keluaran produksinya dua kali lipat dibanding semester terakhir tahun lalu.

Disiarkan juga bahwa ekspor minyak Arab Saudi mengalami penurunan di Mei lalu, dari 7,006 juta barel perhari menjadi 6,924 juta barel perhari. Tujuan pengurangan tersebut yaitu untuk mengurangi stok minyak global dan sebagai bagian dari komitmen pemangkasan produksi 1,8 juta barel perhari.

Usaha OPEC untuk memperbaiki harga minyak akan kita lihat di awal pekan depan, dimana kabarnya Rusia dan OPEC akan mengundang Libya dan Nigeria untuk ikut serta dalam pertemuan bulanan untuk evaluasi komitmen pemangkasan produksi minyak 1,8 juta barel di 24 Juli ini. Namun Nigeria nampaknya akan menolaknya karena stabilitas keamanan wilayahnya, dimana akhir pekan lalu saja salah satu pipa milik Shell sudah disabotase pemberontak.

Anggota OPEC lainnya, Ekuador sendiri sudah sangat keberatan dengan pembatasan produksi 1,8 juta barel perhari karena keuangan negeri produsen minyak di Amerika Latin tersebut sedang mengalami kesulitan dimana kondisi defisit fiskalnya mencapai 7,5% dari GDP.

Sejauh ini produksi minyak Ekuador saat ini sebesar 545 ribu barel perhari atau kurang dari 60% kemampuan sebenarnya, dan Ekuador sendiri dikenakan pembatasan produksi oleh OPEC sebesar 26 ribu barel perhari. Besaran produksi minyak Ekuador hanya 1,6% produksi total OPEC.

Sumber berita: Bloomberg, Investing, MarketWatch, Reuters
Sumber gambar: kech365 (.com)