Harga Minyak Siap Turun Setelah Produksi Arab Saudi Terlihat Pulih

0
51

JAVAFX – Harga minyak mentah berjangka bergerak lebih rendah dalam dua hari berturut-turut pada hari Rabu (18/09/2019). Pasar minyak mentah bereaksi terhadap laporan Arab Saudi bahwa mereka akan sepenuhnya memulihkan produksi sekitar 5,7 juta barel per hari dari produksi minyak mentah per bulan yang berakhir setelah serangan akhir pekan lalu.

Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan di hari Selasa bahwa Aramco telah memulihkan 50% dari kehilangan produksi sejak serangan hari Sabtu. The Wall Street Journal melaporkan bahwa fasilitas tersebut sudah memasok pelanggan pada tingkat sebelum serangan.

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober turun 49 sen, atau 0,8%, menjadi $ 58,85 per barel di New York Mercantile Exchange, setelah turun 5,7% pada Selasa. Pada hari Senin, itu membukukan kenaikan harian terbesar untuk kontrak paling aktif sejak 22 September 2008 dan selesai di level tertinggi sejak Mei, menurut Dow Jones Market Data.

Harga minyak mentah Brent untuk kontrak pengiriman bulan November merosot 31 sen, atau 0,5%, menjadi $ 64,24 per barel di ICE Futures Europe, setelah tenggelam 6,5%, setelah kenaikan kontrak benchmark internasional 14,6% pada hari Senin, persentase kenaikan tertajam sejak 1988.

Serangan Sabtu terhadap pabrik Abqaiq Arab Saudi dan ladang minyak Khuraisnya, untuk sementara waktu mengganggu sekitar 5% dari produksi global dan juga meningkatkan ketegangan antara Saudi dan Iran dan mengganggu hubungan yang sudah tegang antara Washington dan Teheran. Iran telah dituduh oleh intelijen AS terlibat dalam serangan, yang ditolak oleh Republik Islam.

Arab Saudi diperkirakan akan menyelenggarakan konferensi pers lain tentang produksi minyaknya hari Rabu malam.

Sementara itu, sentiment lain yang turut menekan harga minyak mentah adalah laporan adanya peningkatan pasokan dari produsen AS. American Petroleum Institute (API) di hari Selasa menyatakan bahwa pasokan minyak mentah AS naik 592.000 barel untuk pekan yang berakhir 13 September, menurut sumber. Data inventaris dari Lembaga Informasi Energi akan dirilis Rabu. Para analis yang disurvei oleh S&P Global Platts, rata-rata, memperkirakan penurunan 2 juta barel dalam persediaan minyak mentah pekan lalu.

Investor juga akan fokus pada Federal Reserve karena akan menilai kesehatan ekonomi AS dan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi permintaan minyak. Pernyataan kebijakan The Fed kemudian akan diumumkan, dimana Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell juga akan berbicara paska penutupan perdagangan minyak. (Lukman Hqeem)